Belum Selesai Tuak dan Ciu, Kini Remaja Indramayu Kecanduan Obat Batuk


Indramayu - Warga di Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, resah dengan perilaku remaja yang kerap mengonsumsi tuak dan ciu. Tidak hanya itu, saat ini banyak remaja juga ditemukan kecanduan obat batuk.

Tak tanggung-tanggung, para remaja itu mengonsumsi 10 sampai 15 sachet obat batuk. Hal itu bisa diketahui dari bungkus obat batuk yang berceceran dalam jumlah banyak di lokasi tempat remaja berkumpul.

Salah satu warga Kecamatan Bangodua, Deni (40), mengatakan, ada beberapa remaja yang selalu berkumpul di area sawah atau jalan sepi. Mereka mengonsumsi obat batuk berlebih.

“Kalau dihitung-hitung, bisa sampai 30 saset. Awalnya kami bertanya-tanya, kok ada bungkus obat banyak sekali di tempat anak-anak berkumpul,” tuturnya.

Karena penasaran, dia bersama warga lain kerap menegur remaja yang kumpul-kumpul di pinggir jalan. Namun, kadang jawaban para remaja itu tidak nyambung. “Ternyata mereka teller karena mengonsumsi obat batuk itu,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pedagang di Jatibarang, Carini (48) kadang mengaku heran. Karena ada remaja yang menggunakan seragam sekolah, membeli obat batuk dalam jumlah banyak.

“Kalau ditanya, jawabnyak untuk ngobatin batuk sambil cengengesan,” ujarnya.

Maraknya pelajar yang kecanduan obat batuk ini mengundang keprihatinan pihak puskesmas. Kepala Puskesmas Jatisawit mengatakan, zat kimia yang terkandung dalam setiap butir obat batuk itu berdampak buruk bila dikonsumsi dalam jumlah banyak.

“Mereka menganggapnya seperti batuk, tapi itu sebenarnya gejala overdosis. Bahkan bisa menyebabkan kematian,” ujarnya.

Dia menambahkan, konsumsi obat batuk berlebih itu bisa menyerang fisik dan psikis seseorang. Untuk itu dia pun berharap para pedagang bisa lebih jeli untuk menjual obat batuk.

Jangan hanya karena ingin meraup keuntungan. Tetapi mereka juga harus peduli pada masa depan anak bangsa. (Oni)


Sumber : Radar
Powered by Blogger.