Banjir Bandang Rendam Ribuan Rumah di Kabupaten Cirebon

 
Cirebon - Ribuan rumah warga yang berada di wilayah aliran sungai Ciberes dan singaraja terendam banjir akibat luapan air sungai hingga ketinggian 1,8 meter pada selasa malam (22/3). Kecamatan Waled kabupaten Cirebon merupakan lokasi terparah yang terkena banjir.

Informasi yang berhasil dihimpin menyebutkan, banjir bandang yang merendam ribuan rumah tersebut, ketinggiannya antara semata kaki orang dewasa hingga 1,8 meter, tiga kecamatan yang terendam diantaranya Kecamatan Waled meliputi desa Ambit, Ciuyah, Mekarsari dan desa Gunungsari, kecamatan Lemahabang, di Blok Cantilan desa Sigong, Kecamatan Gebang, di Blok Lebak desa Gebangudik, dan kecamatan Astanajapura di desa Japurakidul, Blok Cantilan serta Kecamatan Pangenan di desa Beringin yang merendam 20 hektar tanaman padi siap panen.

Jumlah rumah yang terendam tercatat,  di desa Mekarsari sebanyak 298 rumah terendam, Desa Gunungsari, 395 rumah, Desa Ambit, 490 rumah, Desa Ciuyah, 335 rumah, Desa Sigong, Blok Cantilan, 10 rumah, Desa Gebangudik, Blok Lebak, 100 rumah, Desa Japurakidul, Blok Cantilan, selain merendam puluhan rumah berdampak pula pada lumpuh total aktifitas pendidikan. Desa Beringin sekitar 20 hektar tanaman padi terendam dan terancam gagal panen.

Beberapa bantuan baik dari PMI kabupaten Cirebon, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Kesra berdatangan rabu pagi (23/3). Kuwu desa Ciuyah kecamatan Waled, Caswadi memaparkan, banjir bandang melanda desa Ciuyah mulai pukul 20.00 WIB saat hujan lebat, air mulai meninggi bahkan sampai masuk kerumah-rumah penduduk hingga ketinggian dari sekitar 30 cm hingga 1,8 meter, akibatnya sebanyak 335 rumah warga terendam dan 60 rumah diantaranya mengalami kerusakan.

Upaya pemdes dibantu tim Basarnas melakukan evakuasi warga untuk sementara meninggalkan rumahnya dan mencari tempat yang lebih tinggi.

“ini banjir tahunan, dalam kurun waktu seminggu sudah empat kali rumah warga terendam dan saat ini yang terparah, sebenarnya penyebab utama adalah dangkalnya sungai Ciberes, maka saya mohon pihak terkait untuk bisa mengeruk sungai ciberes tersebut agar banjir bandang tidak terus terulang terjadi, “ paparnya.

Menurut Kuwu Gunungsari Yoyo Sudharyo, dirinya sangat prihatin dengan kejadian ini dan mempertanyakan Perda no 6 2015 tentang penanggulangan bencana.

Kemungkinan besar, belum ada sinkronisasi antara dinas terkait, seperti Dinas Kesehatan, PSDAP, Dinsos dan lainnya. Sehingga, tiap tahun empat desa (Desa Gunungsari, Ambit, Ciuyah dan Desa Mekarsari,red) di Kecamatan Waled ini langganan banjir.

"Langganan kok banjir, seharusnya ada sinkronisasi untuk pencegahan, Agar masyarakat tak khawatir ketika hujan. Tak hanya rumah yang terendam, tanaman padi yang siap panen di desa lain turut terkena imbasnya. Bisa jadi gagal panen dan membuat petani merugi," ujarnya.


Penulis : Nawawi
Sumber : Fajarnews
Powered by Blogger.