Angka Kasus TKI Asal Indramayu Masih Tinggi

Indramayu - Harapan hujan emas di negeri orang, tak selamanya diraih para tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu. Mereka justru tersandung kasus masalah saat bekerja di luar negeri.

Kasi Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu, Suratman, menyebutkan, sepanjang 2014 lalu, jumlah TKI asal Kabupaten Indramayu yang tersandung masalah di negeri orang mencapai 43 kasus. 

Jumlah kasus itu memang lebih rendah dibandingkan kasus yang terjadi sepanjang 2013 yang mencapai 60 kasus. Sedangkan sejak Januari – pertengahan April 2015, terdapat tujuh kasus yang dilaporkan ke dinas tersebut.

"Dibandingkan daerah lain di Jabar, jumlah kasus yang dialami TKI asal Kabupaten Indramayu itu tergolong tinggi," ujar Suratman, saat ditemui Republika di ruang kerjanya, Senin (20/4).

Suratman  menyebutkan, dari seluruh kasus itu sebagian besar berupa kasus hilang komunikasi dari TKI di luar negeri, gaji yang tidak dibayar oleh majikan, sakit dan meninggal dunia. Sedangkan negara tempat terjadinya kasus yang dialami TKI tersebut rata-rata di negara-negara Timur Tengah.

Suratman menuturkan, jumlah kasus yang tercatat di pihaknya itu belum mencakup seluruh kasus yang terjadi sesungguhnya. Pasalnya, banyak kasus yang dialami TKI yang tidak dilaporkan kepada instansinya. Dia menyatakan, tak sedikit pihak keluarga TKI yang berusaha menangani kasus yang dialami TKI melalui LSM.
Suratman mengakui, banyaknya kasus yang dialami TKI itu tak menyurutkan minat warga Kabupaten Indramayu untuk berangkat bekerja ke luar negeri. Bahkan, Kabupaten Indramayu tercatat sebagai daerah pengirim TKI terbesar di Jabar.

Berdasarkan data dari Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu, jumlah TKI asal Kabupaten Indramayu yang berangkat ke luar negeri pada 2014 lalu mencapai 19.428 orang. Sedangkan jumlah TKI pada 2013 mencapai 17.849 orang.
Dari jumlah TKI tersebut, sekitar 90 persen di antaranya bekerja di sektor informal, seperti menjadi pembantu rumah tangga. Sedangkan sisanya, bekerja di sektor formal, yakni bekerja di perusahaan berbadan hukum.

Para TKI asal Kabupaten Indramayu itu lebih memilih bekerja di Taiwan dibandingkan negara-negara lain. Dari total TKI sebanyak 19.428 orang pada 2014, sebanyak 58,57 persen bekerja di Taiwan. Selain itu, sebanyak 12,53 persen bekerja di Singapura, 11,81 persen bekerja di Oman, 7,05 persen bekerja di Hongkong, dan sisanya tersebar di Malaysia, Qatar, United Emirat Arab, Brunei Darussalam dan Bahrain.



Penulis: Lilis Handayani
Sumber:REPUBLIKA.CO.ID
Powered by Blogger.