Dijenguk, Yance Minta Doa Masyarakat Indramayu

Indramayu (RC) - Simpati dan dukungan untuk Dr H Irianto MS Syafiuddin (Yance) terus berdatangan. Selama ditahan di Kejaksaan Agung (Kejagung) RI kemudian dipindah ke Rumah Tahanan Kelas 1 Bandung, Yance banyak mendapat kunjungan dari berbagai elemen. Baik tokoh publik, pejabat, kolega partai, sampai para loyalis yang tetap setia kepada mantan Bupati Indramayu dua kali periode itu.

Kemarin, ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat ini juga mendapat kunjungan dari sejumlah tokoh masyarakat Kabupaten Indramayu Barat (Inbar). ”Kami ke sini untuk bersilaturahmi, mengetahui kondisinya, sekaligus memberikan dukungan kepada pak Yance. Alhamdulillah, beliau respek atas kunjungan kami. Beliau sehat, tegar dan minta didoakan supaya kasus yang dihadapi bisa diselesaikan dengan baik serta sesuai harapan,” kata Sukamto SH didampingi Rd Daniar, H Caswan dan H Iman Budi Santoso.

Sukamto mengungkapkan, Yance beserta keluarga juga merasa bersyukur. Pasalnya, di tengah kasus dugaan mark up pembebesan lahan PLTU Indramayu, simpati dari berbagai pihak terus mengalir tiada henti.

Yance dan istrinya Hj Anna Sophanah terlihat sangat terharu atas dukungan moril yang diberikan semua pihak. “Ibu bupati juga. Beliau merasa bersyukur saat dirinya terkena musibah, support yang diberikan tak pernah berhenti. Beliau senang ternyata masih banyak yang datang menengoknya,” lanjut dia.

Dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak mulai dari keluarga, kerabat hingga para koleganya, membuat Yance beserta keluarga merasa tidak sendirian dalam menghadapi masalah tersebut.

Menurut Iman Budi Santoso, sebagai seorang pemimpin, Yance maupun Hj Anna Sophanah memahami betul resiko yang harus dihadapi. Karena itu, keduanya mengang­gap kasus ini meru­pa­kan cobaan yang mesti dijalani.

“Pak Yance tegar dan siap menjalani kasus yang diha­da­pinya. Beliau ini petarung, dan saya yakin beliau mampu menye­lesaikan kasus ini dengan baik,” terang mantan anggota DPRD Kabupaten Indramayu ini.

Sementara, Yance optimis akan dibebaskan dari segala tuduhan dari kasus yang melilitnya. Dia pun siap menjalani proses hukum dan minta didoakan khususnya dari masyarakat Indramayu.

“Sebagai warga negara, saya patuh hukum, saya siap. Dan saya mohon doa dan dukungan dari masyarakat Indramayu supaya saya dan keluarga selalu diberikan ketabahan, tawakal dan sabar menghadapi cobaan ini,” harap Yance saat dijenguk wartawan koran di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1, Bandung, kemarin.

Mengenakan kaos putih polos dan celana jeans warna biru, Yance memang terlihat sangat tegar dan benar-benar siap menghadapi kasus yang menjadikannya sebagai tersangka sejak tahun 2010 lalu itu. Gaya bicaranya pun masih seperti dulu. Tetap lantang, tegas dan tanpa tedeng aling-aling. Tidak terlihat rasa takut bahkan gurat kesedihan.

Ketika ditanya apakah ada intrik politik dalam kasusnya, ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat inipun langsung mengiyakan. “Ya betul itu. Kasus ini nuansa politisnya sangat kental. Saya jadi korban,” tegas dia.

Yance kemudian memaparkan sejum­lah kecurigaan da­lam kasus yang telah mene­tapkannya sebagai tersang­ka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) RI pada 13 Desem­ber 2010 lalu atau sehari setelah pelan­tikan istrinya Hj Anna Sophanah sebagai Bupati Indramayu.

Dimulai dari penunjukkan Jaksa Agung HM Prasetyo, yang sebelumnya merupakan politisi Partai Nasdem, hasil pelaksanaan Munas IX Partai Golkar di Bali sampai dengan proses penjemputan paksa oleh tim dari Kejagung. Menurut dia, semuanya berkaitan.

“Saat penunjukkan Jaksa Agung yang baru itu, dari Partai Nasdem, saya sudah mulai curiga. Ini pertanda kasus PLTU bakal dipolitisir lagi. Ternyata dugaan saya benar. Tambah lagi di Munas Golkar saya ditunjuk menjadi kordinator pemenangan ARB, kemudian menang lagi. Lawan poltik tidak senang,” terang dia. (kho)
Powered by Blogger.