Indramayu Siapkan Jadi Lumbung Kedelai Nasional

Indramayu - Pemkab Indramayu menyambut baik rencana dijadikannya  areal pertanian di Indramayu sebagai lumbung kedelai nasional. Selain hasil yang memuaskan dan sangat memiliki nilai ekonomis tinggi. Pangsa pasar kedelai secara nasional masih sangat terbuka. Selasa (16/9) Bupati Indramayu bersama dengan Panglima Kodam III / Siliwangi dan pejabat Kementrian Pertanian melakukan panen raya dan tanam kedelai di Blok Walahar, Desa Bantarwaru, Kecamatan Gantar.

Bupati Indramayu Hj Anna Sophana berharap kedelai menjadi salah satu komuditas unggulan dan menjadi pilihan kedua para petani di Kabupaten Indramayu setelah padi. Hasil panen yang cukup baik ditambah dengan kebutuhan pasar yang tinggi membuat budidaya tanam kedelai semakin diminati oleh para petani.

Saat ini program Perluasan Areal Tanam (PAT) dan SLPTT kedelai tahun 2014 di Kabupaten Indramayu mencapai 17.900 hektar. Sedangkan realisasi tanam sampai dengan pertengahan bulan September tahun ini mencapai 15.361 hektar atau mencapai 88 persen. Sedangkan lahan yang belum tertanam mencapai 2.039 hektar atau 12 persen. Sementara untuk tanaman kedelai yang sudah panen seluas 10.937 hektar dengan produktivitas rata-rata 17,58 kuintal per hektar.
Bupati menambahkan, saat ini pangsa pasar kedelai dari para petani di Indramayu tidak mengalami masalah. Pihak Bulog kapanpun siap membeli kedelai petani dengan harga 7.600 per kilogram. Namun karena petani tidak sabar akhirnya sering kali petani menjual kepada tengkulak.

"Hasil panen yang cukup baik ditambah dengan kebutuhan pasar yang tinggi membuat budidaya tanam kedelai semakin diminati oleh para petani. Saya sangat berterima kasih kepada Kementrian Pertanian dan jajaran TNI AD yang telah sungguh-sungguh membantu para petani kedelai. Dari mulai memberikan pemahaman cara menanam kedelai yang baik, sampai akhirnya menjadikan kedelai sebagai pilihan untuk berusaha selain bertani, bahkan babinsa pun kini mengawasi kedelai, " katanya.
 
PanglimaKodam III / Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamam mengatakan, keterlibatan TNI dalam pembudidayaan kedelai ini sebagai upaya untuk membantu ketahanan pangan didalam NKRI.  Keterlibatan TNI dalam mendukung program ketahanan pangan nasional ini karena prajurit tidak banyak tugas di daerah operasi militer. Untuk mengisi kegiatan bermanfaat selain latihan rutin maka prajurit dilibatkan untuk pengelolaan di bidang pertanian.

Menurut dia, jumlah personel TNI yang diterjunkan untuk membantu pertanian disesuaikan sesuai kebutuhan. Dia mencontohkan, keterlibatan prajurit dalam perbaikan jalan akibat banjir maupun mengawal rehabilitasi rumah rakyat juga bisa dikerjakan prajurit secara efisien. "Prajurit TNI bisa digunakan semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat dan kami memberikan komitmen yang kuat untuk itu, para babinsa bisa ikut mengawal kegiatan budidaya tanaman kedelai ini karena akan sangat bermanfaat dan meningkatkan keharmonisan antara TNI dengan rakyat, " kata Dedi.

Dinilai hasilnya memuaskan, Pangdam mendorong Kabupaten Indramayu  menjadi salah satu lumbung kedelai nasional. Mengingat, potensi lahannya yang masih luas serta mutu, kualitas dan kuantitas produksi kedelai yang lebih baik dari daerah lain yakni bias mencapai 2,4 ton per hektare. Jajaran TNI harus berperan aktif karena mengejar target swasembada kedelai 2014 dan mengulangi pencapaian swasembada kedelai guna menekan ketergantungan terhadap kedelai impor.

Guna menjadi lumbung kedelai nasional, lanjut dia, TNI AD bekerjasama dengan Kementerian Pertanian RI akan terus melakukan perluasan lahan  tanaman kedelai di Indramayu dari saat ini yang baru sekitar 17,4 ribu hektare. Seiring dengan itu TNI AD melalui babinsa akan terus melakukan pengawalan dan pendampingan bersama petugas teknis pertanian di lapangan hingga tanaman kedelai berhasil panen dengan baik.

Sementara itu Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Kementrian Pertanian RI, Maman Suherman menilai, target nasional menjadikan Indramayu sebagai lumbung kedelai nasional dinilai tepat, karena tidak hanya didukung lahan yang luas tapi kesuburan tanahnya juga menjadi pertimbangan utama. Saat ini, kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,5 juta ton per tahun. Sementara, produksi dalam negeri baru mencapai 700 ribu-800 ribu ton per tahun. Dengan demikian, Indonesia masih kekurangan sekitar 1,7 juta-1,8 juta ton kedelai.

"Kekurangan tersebut  terpaksa dipenuhi melalui impor. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan produksi kedelai sehingga swasembada kedelai bisa tercapai," jelasnya. (deni
Powered by Blogger.