Sidak Komisi V di Indramayu, 9 dari 10 Truk Diketahui Overload
Indramayu - Perjalanan pemantauan kesiapan jalur pantura untuk mudik oleh komisi V
DPR tiba-tiba berhenti disebuah jembatan timbang di kawasan Indramayu.
Saat dilihat ada sembilan dari sepuluh truk yang kelebihan muatan.
Saat rombongan tiba di jembatan timbang yang berlokasi di Jl Losarang, Indramayu, Jawa Barat, petugas terlihat kaget. Rombongan langsung berjalanan menuju tempat penimbangan.
Truk pertama datang, saat ditimbang muatannya mencapai 20 ton, padahal muatan maksimal untuk truk non gandeng adalah 14 ton. Truk kedua yang ditimbang adalah truk gandeng. Muatan truk gandeng itu seberat 28 ton, masih memenuhi kapasitas maksimal.
20 menit rombongan berada di jembatan timbang, ada sepuluh truk yang ditimbang. Dari sepuluh truk yang masuk jembatan penimbangan itu, sembilan diantaranya membawa beban melebihi kapasitasnya. Bahkan ada truk yang berkapasitas sampai 40 ton lebih.
Para sopir truk tak bisa berkutik saat melihat awak media di sekitar mereka. Sopir-sopir itu langsung masuk ke ruangan petugas untuk mendapat surat tilang.
"Kalau saya bawanya ikut aturan yang 14 ton, rugi saya," ujar Gofar, sopir truk yang bermuatan 40 ton lebih.
Truk dengan muatan berlebih disebut-sebut sebagai sebab utama selalu rusaknya jalan di jalur Pantura. Permukaan jalan sudah tidak kuat lagi menahan beban yang melewatinya. (Detik)
Saat rombongan tiba di jembatan timbang yang berlokasi di Jl Losarang, Indramayu, Jawa Barat, petugas terlihat kaget. Rombongan langsung berjalanan menuju tempat penimbangan.
Truk pertama datang, saat ditimbang muatannya mencapai 20 ton, padahal muatan maksimal untuk truk non gandeng adalah 14 ton. Truk kedua yang ditimbang adalah truk gandeng. Muatan truk gandeng itu seberat 28 ton, masih memenuhi kapasitas maksimal.
20 menit rombongan berada di jembatan timbang, ada sepuluh truk yang ditimbang. Dari sepuluh truk yang masuk jembatan penimbangan itu, sembilan diantaranya membawa beban melebihi kapasitasnya. Bahkan ada truk yang berkapasitas sampai 40 ton lebih.
Para sopir truk tak bisa berkutik saat melihat awak media di sekitar mereka. Sopir-sopir itu langsung masuk ke ruangan petugas untuk mendapat surat tilang.
"Kalau saya bawanya ikut aturan yang 14 ton, rugi saya," ujar Gofar, sopir truk yang bermuatan 40 ton lebih.
Truk dengan muatan berlebih disebut-sebut sebagai sebab utama selalu rusaknya jalan di jalur Pantura. Permukaan jalan sudah tidak kuat lagi menahan beban yang melewatinya. (Detik)
Post a Comment