Petani Indramayu Kesulitan Mencari Buruh Tandur


Indramayu - Petani pemilik sawah di Indramayu, Jawa Barat memasuki musim penghujan seperti saat ini tengah dilanda kesulitan mencari tenaga buruh tandur.

Akibatnya, puluhan ribu hektar sawah saat ini terlambat tanam padi. Padahal sesuai jadwal bulan Desember ini merupakan waktu yang tepat menanam padi di sawah. Sebab kata Roji, 54 bulan ini sudah memasuki bulan basah. Bulan yang banyak turun hujan.

Tenaga buruh tandur hampir semuanya dilakukan kaum wanita. Khususnya ibu rumah tangga dari sejumlah desa pinggiran pantai seperti Desa Arahan, Cantigi, Linggajati, Sukadadi, Panyingkiran dan sekitarnya.
Setiap hari seorang buruh tenaga tandur keluar rumah bekerja sejak pukul 04:00 pagi dan pulang pukul 15:00. Mereka dijemput kendaraan pikap bersama puluhan temannya. Upah yang dikantongi sehari mencapai Rp70 ribu seorang.

Tenaga buruh tandur bekerja borongan dibawah kendali seorang mandor. Mereka berkelompok antara 10 orang hingga 15 orang. Setiap rombongan buruh tandur mampu menyelesaikan pekerjaan menanam padi seluas 2 hektar.

Ny. Satinih, 49 buruh tandur dari Desa Sukadadi mengaku kesibukan bekerja di sawah dimulai sejak bulan Nopember hingga Januari. Setahun tenaga buruh tandur bekerja selama 4 bulan hingga 5 bulan yaitu pada musim tanam rendeng atau penghujan dan musim tanam gadu atau kemarau.

Sulitnya mendapat tenaga buruh tandur ini lantaran banyak kaum lelaki di pedesaan Indramayu pergi merantau ke berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta termasuk jadi TKI ke luar negeri.
Bagi sebagian besar lelaki desa di Indramayu, jadi buruh tani tidak lagi menjanjikan. Upah yang minim membuat mereka rela meninggalkan kampung halaman. (sumber)
Powered by Blogger.