Rohis Sarang Teroris ?

Seorang ibu pernah ditanya, bagaimana caranya agar bisa mendidikan anak menjadi anak yang soleh? sang ibu menjawab, "masukan anak kita ke sekolah yang baik, dan dorong untuk aktif di rohis" si ibu mengaku kerap malu, sejak anak'nya aktif dirohis, karna ibadah si anak jauh lebih baik dari ibu'nya...

Diatas merupakan salah satu kisah dari sekian banyak kisah mengenai kebanggan orang tua saat anaknya aktif di rohis, karena ektrakulikuler sekolah ini bertujuan menjadikan siawa-siswi yang berada di dalamnya memiliki akhlak yang mulia, rajin beribadah, berprestasi dalam pelajaran, berani menegur saat kawannya melakukan kehilafan, santun terhadap guru dan orang tua. Demikianlah image yang terbangun dari siswa-siswi yang mengikuti ekstrakulikuler rohis, lantas orangtua mana yang tidak senang dan bangga memiliki anak yang seperti itu.

Namun setelah tersiarnya berita oleh salah satu statiun tv, yang mengindikasikan bahwa rohis merupakan tempat perekrutan teroris muda, ini jelas adalah fitnah, karena berita tersebut hanya berdasarkan dugaan, tidak bisa dibuktikan dengan data ataupun saksi. Dan hal ini jelas menimbulkan kekecewaan khusunya pada para aktivis rohis, alumni rohis, pembina yang keseluruhan berjumlah jutaan. Lewat sosial media seperti facebook dan twiter mereka mengecam pemberitaan tersebut agar segera diklarifikasi, dan menuntut permohonan maaf pada seluruh aktivis/alumni rohis se-Indonesia. Namun tv tersebut hanya berani mengklarifikasi dan meminta maaf lewat website, hal tersebut justru memancing kecaman yang lebih dasyat, ribuan aktivis/alumni rohis tumpah ruah turun ke bundaran HI menuntut agar tv tersebut menyiarkan permohonan maafnya secara langsung.

Sebenarnya jika kita cermati fitnah ini bukanlah pertamakali dilancarkan bagi kaum muslimin, sudah puluhan bahkan ratusan kali isu terorisme selalu dikaitkan dengan aktivis islam, padahal kebanyakan dari fitnah tersebut tidaklah terbukti, saat ini giliran para aktivis muda islam yang tergabung dalam rohis yang menjadi sasaran fitnahnya.

Saat maraknya isu premanisme, dan kasus tawuran, pemalakan bahkan pembunuhan antar pelajar, hal tersebut tidak pernah dikatakan sebagai teror,

lantas kenapa ini bisa terjadi?

Tidaklain adalah adanya upaya untuk menjadikan umat islam takut terhadap agamanya sendiri (islamphobia). Semakin gencar fitnah yang dilancarkan, maka semakin takutlah kaum muslimin untuk dekat dengan agamanya sendiri. Inilah yang diinginkan oleh pengembang sekulerisme, bahwa agama tidaklah perlu masuk pada ranah kehidupan.

Oleh karena itu, janganlah kita mudah termakan isu-isu yang sarat fitnah seperti ini, yakinlah bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan lil Alamin, Rahmat bagi sekalian Alam, serta mendukung para aktivis islam agar giat melakukan perubahan ditengah-tengah kita.

Penulis : Restie Dwi A - Margadadi Indramayu / restiedwianggraeni@yahoo.com

Powered by Blogger.