Generasi Berkualitas Bukan Generasi Preman

Indramayu - Budaya kekerasan di kalangan remaja kian memprihatinkan. Tawuran antar pelajar yang hingga menyebabkan hilangnya nyawa menjadi catatan hitam dunia pendidikan. Bahkan bukan hanya pelajar SMA, kasus terbaru adalah perkelahian siswa SMP hingga salah satu nya tewas karena luka tusukan.

Kalau sudah begitu, siapa yang akan di salahkan? Sekolah sepertinya tidak lagi dapat membentuk kepribadian dan akhlak siswa nya. Pendidikan agama yang minimalis tidak mampu mewujudkan kemuliaan akhlak siswa. Mungkin ada sebagian sekolah yang mengadakan kegiatan ekstrakurikuler berupa rohis. Namun sayangnya hanya sedikit siswa yang tertarik untuk aktif di dalam nya. Apalagi dengan di hembuskannya opini bahwa rohis menjadi persemaian bibit teroris. Meskipun tidak sesuai dengan fakta, namun program rohis kian bertepuk sebelah tangan.

Di samping sekolah, orang tua dan keluarga pun mengambil peranan penting dalam membentuk generasi. Sebab, orangtua lah yang diamanahi untuk mendidik anak-anaknya oleh Sang Pencipta. Sayangnya kehidupan kapitalis saat ini menuntut orangtua untuk sibuk mengais rizki. Para ibu pun tidak sempat memberi teladan yang baik, dan jarang memberikan arahan akan kehidupan bagi anak-anaknya.

Kekerasan di kalangan pelajar bisa juga disebabkan karena lemahnya kontrol negara terhadap media yang merusak generasi. Banyak dari film, sinetron, video game dan berbagai bentuk game online yang semuanya mempropagandakan jibaku dalam berbagai pertarungan atau persaingan. Namun tidak pernah ada sanksi yang tegas bagi media-media tersebut.

Hanya ada satu solusi yang dapat membentuk generasi muda yang berkualitas, yaitu dengan memperbaiki sistem hidup yang mempengaruhi kejiwaan dan pemahaman anak. Baik orangtua, masyarakat, sekolah, dan negara, keseluruhannya bertanggungjawab dalam membentuk kepribadian yang baik pada anak. Semuanya harus bersinergi untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak.

Solusi ini hanya akan terwujud dalam sistim islam. Karena islam menyediakan seperangkat hukum-hukum yang pelaksanaannya akan melahirkan anak-anak yang berkepribadian luhur. Dalam sistim islam, untuk mewujudkan generasi berkualitas, dapat dicapai melalui pendidikan dan pembinaan.
 
Pendidikan anak diawali dalam ranah keluarga. Orangtua lah yang menanamkan dasar-dasar keimanan. Orangtua pun menjadi teladan akhlak bagi anak-anaknya. Dan disinilah peran ibu perlu dioptimalkan. Karena ibu adalah sosok yang paling sering berinteraksi dengan anak.

Sedangkan masyarakat berperan sebagai kontrol sosial untuk terwujud nya generasi berkualitas. Dan adapun peran Negara yaitu sebagai penyelenggara pendidikan yang utama, haruslah menerapkan kurikulum yang menjamin terciptanya generasi berkualitas.

Negara wajib mencukupi segala sarana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan secara layak. Negara pun wajib menyediakan tenaga-tenaga pendidik yang handal. Serta wajib mengontrol dan menindak tegas hal-hal yang bisa merusak generasi muda, terutama media yang memberi pengaruh buruk dalam pendidikan dan pembinaan anak.

Oleh karena itu sudah saatnya kita mengganti kehidupan sekuler saat ini dengan sitem yang berasal dari Allah SWT yang mengetahui kebutuhan hamba-Nya. Hanya islam lah yang sempurna yang akan melahirkan generasi sekualitas para sahabat yang mulia. Mari kita upayakan terwujudnya generasi berkualitas dengan sistem islam, sekarang juga!

Novi Indriyani
Bumi Patra - Indramayu

Powered by Blogger.