Massa GMNI Indramayu Tolak Ikan Impor



Indramayu - Penolakan terhadap masuknya ikan impor ke Kabupaten Indramayu, terus meluas. Setelah komunitas nelayan, kini penolakan dilakukan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Mereka berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Indramayu,kemarin. Dalam aksi tersebut,sempat terjadi aksi saling dorong antara massa dengan petugas kepolisian yang membentuk pagar betis di depan gedung Dewan.Massa memaksa bertemu dengan wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasi mereka. Dalam orasinya,Koordinator Lapangan (Korlap) Muji Zain Naufal mengatakan, keberadaan ikan impor akan menyengsarakan nelayan tradisional.

Padahal, nelayan tradisional saat ini sedang terpuruk akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi laut. “Jika impor ikan dibiarkan masuk Indramayu,maka hanya akan menambah penderitaan nelayan,”katanya. Pihaknya mengkhawatirkan ada oknum yang “bermain” terkait masuknya ikan impor ke Indramayu beberapa waktu yang lalu.

Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Indramayu, Haris Solihin mengatakan, secara institusi DPRD Kabupaten Indramayu memiliki sikap yang sama dalam masalah ikan impor. Dia menyatakan, menolak dengan tegas masuknya ikan impor ke wilayah Kabupaten Indramayu. “Kabupaten Indramayu tidak membutuhkan ikan impor, karena nelayan lokal mampu menghasilkan tangkapan yang berlimpah,”ungkap Haris di hadapan massa GMNI.

Terpisah,Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu Abdur Rosyid Hakim menjelaskan, produksi ikan hasil tangkapan para nelayan Indramayu pada 2011 mencapai 107.989,16 ton.Adapun jenis ikannya,di antaranya peperek sebanyak 19.091,1 ton, tongkol 18.742,2 ton, tembang 8.217,1 ton, manyung 5.178,7 ton,dan kembung 4.797,5 ton.

Selain itu, ditambah dengan ikan jenis lainnya sebanyak 30.544,8 ton. Ikan-ikan itu, yakni tenggiri, kakap merah, bawal hitam,selar,tiga waja, cucut, lemuru, cumi-cumi, udang,pari,dan kuniran. Tak hanya ikan hasil tangkapan, tambah Hakim, di Kabupaten Indramayu terdapat pula produksi ikan olahan.Dia menyebutkan, jumlah produksi ikan tersebut mencapai 16.792 ton.

Sementara itu, kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Indramayu hanya 54.- 144,78 ton.Angka tersebut diperoleh dari perhitungan ratarata konsumsi sebanyak 32,31 kg dikalikan dengan jumlah penduduk 1.675.790 jiwa. Seperti diketahui, ikan impor ditemukan di gudang pendingin milik Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat di Desa Karangsong,Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, awal Januari lalu. Ikan kemasan dalam kardus yang siap dipasarkan itu terdapat tulisan “Frozen Mackerel” dan tulisan dalam huruf China. (sumber)
Powered by Blogger.