APV Ditabrak Argo Jati, Jasad Burhanudin Belum Ditemukan



Indramayu - Keberadaan Burhanudin (28) atau biasa disapa Burhan, warga Desa Babadan, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, menjadi misteri, pascatabrakan mobil APV dengan kereta api Argo Jati, Selasa (15/11). Sebab, staf LP3I Cirebon itu tidak ditemukan bersama empat korban lainnya. Padahal, saat berangkat dari kampus, dia ikut bersama rombongan menggunakan Suzuki APV nomor polisi B 1159 TOD (bukan PQD seperti yang ditulis sebalumnya).

Keikutsertaan Burhan bersama rombongan APV nahas itu diperkuat dengan rekaman CCTV yang dipasang di area parkir LP3I. Berdasarkan rekaman tersebut, terlihat Burhan masuk ke mobil bersama empat orang lainnya.
Selain itu, dua nomor ponsel Burhan juga tidak aktif. Pimpinan dan mahasiswa LP3I kesulitan menghubungi sehingga menimbulkan dugaan bahwa Burhan juga menjadi korban bersama empat rekan lainnya.

Kepala Polres Cirebon, AKBP Hero Bachtiar, mengatakan, berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV, kuat dugaan Burhan ikut bersama rombongan menggunakan APV nahas. Karena itu, jajaran Polres Cirebon dibantu Brimob Detasemen C Polda Jabar dan tim SAR pos Cirebon diturunkan guna menyisir di seputar lokasi kejadian tertabraknya APV oleh kereta Argo Jati.

"Mereka menyisir sungai dan daratan guna mencari korban," kata Hero dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (16/11). Supriyatin, ibunda Burhan, pingsan berkali-kali begitu mendengar anaknya hilang dan dikaitkan dengan peristiwa nahas di perlintasan kereta tanpa pintu di Desa Gowa Kidul, Kecamatan Kaliwedi, itu. Perempuan baya itu tak kuasa menahan sedih bila anaknya harus pergi meninggalkannya.

Selama beberapa hari terakhir ini memang tidak ada kabar dari Burhan. Burhan sendiri baru pulang menemui keluarganya di Indramayu pekan lalu.
"Kami mendapat kabar dari pihak kampus bahwa Burhan hilang pada Selasa (15/11) sore, dan akan dicari keberadaannya karena diduga turut menjadi korban tertabrak kereta," kata bibi Burhan, Muthmainah, kemarin.

Mendapat kabar tersebut, keluarga langsung kaget. Semua syok karena tidak pernah menyangka Burhan akan mengalami peristiwa tragis. Keluarga pun berinisiatif datang ke lokasi kecelakaan kereta di Desa Gowa Kidul. Mereka turut menyaksikan proses pencarian yang dilakukan tim SAR dibantu polisi dan Brimob Detasemen C Polda Jabar, kemarin. Keluarga berharap Burhan bisa segera ditemukan.

Muthmainah mengatakan, Burhan merupakan tulang punggung keluarga. Dia sudah ditinggalkan bapaknya sejak lama sehingga membuka servis elektronik sebagai sumber penghidupan. Sambil bekerja, Burhan menyempatkan diri kuliah di LP3I Cirebon. Burhan pun telah menyelesaikan pendidikannya di lembaga tersebut, kemudian mencoba mengabdi dengan menjadi staf di almamaternya. Pihak LP3I berkabung atas peristiwa ini. Lembaga pendidikan itu pun meliburkan perkuliahan selama tiga hari, terhitung mulai kemarin.
Powered by Blogger.