Break Water Seharga 10.5 Milyar Hilang Ditelan Ombak Korupsi



Indramayu - Awal pembangunan Break Water(pemecah gelombang), terjadi adanya kesepakatan dalam bentuk pernyataan sikap dibuat pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2007, dengan dihadiri dan ditandatangani pihak-pihak sebagai pemangku kepentingan yang telah menyepakati, dengan ketentuaan :

1. Sanggup melaksanakan pembangunan Break Water permanent untuk penanganan abrasi pantai di lokasi blok Kesambi sampai blok pesisir Desa Balongan, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat sesegera mungkin.

2. Membentuk forum penanganan abrasi yang bertugas menentukan aspek teknis, biaya dan waktu pelaksanaan. Kesepakatan yang ditandatangani oleh PT. Pertamina UPMS III Jakarta, Ahmad Faisal, PT Pertamina EP Region Jawa Bagus Sudaryanto, PT Pertamina UP VI Balongan Harijanto K, PT Pertamina K3LL KORPORAT Singgih Hidayat, dan dari perwakilan Pemda Indramayu, Ir Abdur Rosyid Hakim Kadis Kanla Kab. Indramayu, Ir Aep Surahman, a/n. Kadis Pertambangan & LH. Kab. Indramayu serta 25 orang tokoh perwakilan masyarakat Balongan. Dengan mengetahui Kapolres Indramayu AKBP Drs. Djoko P, M.Si, dan Dandim 0616 Indramayu Letkol Inf Bangkit PS.

Daftar hadir pertemuan Pertamina dengan Forum Masyarakat Balongan (FMB) 30/5/2007 dengan materi “Pembahasan Tuntutan Abrasi Pantai Balongan” yang dihadiri dengan ditandatangani 55 orang.

Keputusan dari pertemuan tersebut dibuat surat pernyataan bersama, berbunyi :

Yang bertanda tangan dibawah ini, adalah sepakat untuk menetukan usulan satu paket pembangunan Break Water dari mulai Blok Kesambi, Balongan sampai pesisir Desa Balongan, Kec. Balongan, sesuai surat perjanjian bersama. Adapun pihak-pihak yang terkait dari mulai unsur Pemda Indramayu, Muspika dan pemerintah desa, yang dihadiri oleh pihak masyarakat dari ketiga blok.

Tuntutan di atas akan di tindak lanjuti di tingkat pemerintah adalah dalam waktu 3 hari, dan dalam waktu tersebut apapun keputusannya akan di informasikan kembali kepada seluruh masyarakat.

Demikian surat perjanjian ini di atas dasar tuntutan masyarakat dan aspirasi masyarakat, dan aspirasi yang sudah disepakati antara Pemda, Pertamina dan masyarakat Balongan, 7 Oktober 2008. Dari perwakilan pemerintahan Desa Balongan, Camat Balongan, DPLH, DKP, yang disaksikan oleh Polsek Balongan, Koramil, dan Pertamina, yang ditandatangani bermeterai Rp 6.000. Proses awal paket pekerjaan Break Water pantai Balongan dengan anggaran Rp 10,5 Miliar.

Analisi Brek Water Oleh Darmadi

Fungsi Break Water, bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.

Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.

Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya.

Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan)

Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.

Material Dalam Pembuatan Breakwater

Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu sendiri. Seperti halnya bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas pantai dilihat dari bentuk strukturnya bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu: sisi tegak dan sisi miring.

Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material-material seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya di isi tanah atau batu, tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya.

Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling umum di jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison beton pada pemecah gelombang lepas pantai adalah konstruksi berbentuk kotak dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu. Pada pemecah gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu yang berfungsi sebagai fondasi. Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi maka dibuat perlindungan kaki yang terbuat dari batu atau blok beton :

Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian rupa (pada umumnya apabila dilihat potongan melintangnya membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar batu. Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran butiran sangat besar.

Dalam Breakwater konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel halus dari debu dan pasir. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer) yang melindungi bagian inti(core) terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.

Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya, merupakan pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain

Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil baja) telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.

Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas pantai juga mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi pemecah gelombang komposit. Yaitu dengan menggabungkan bangunan sisi tegak dan bangunan sisi miring. Dalam penggunaan matrial pun dikombinasikan misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai pondasinya.

Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) mela-lui pecahnya gelombang, ke-kentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besamya energi gelombang yang dipantulkan, dihancur-kan dan diteruskan ter-gantung karakteristik gelom-bang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar)

Setelah dibuatnya breakwater pada sepanjang pantai balongan indramayu selain bermanfaat guna menanggulangi proses abrasi serta sedimentasi, bagi warga sekitar pantai dengan adanya Breakwater ini dijadikan sebagai tempat wisata serta tempat memancing hal itu dapat kita kunjungi disana ada wisata pantai balongan indramayu serta wisata pantai balongan indah baru sebagai salah satu tempat wisata bahari di indramayu yang dikelola oleh perkumpulan karang taruna sekitar dari swadaya warganya.

Dalam kasus seperti ini Break Water sangat berpengaruh guna menghambat proses sedimentasi serta abrasi oleh ombak dari lautan. Oleh karena itu, pembuatan Break Water di daerah pinggiran laut telah dilaksanakan, karena dampaknya sangat positif sekali jika dibuat serta ditangani oleh para ahlinya.

Dalam pembuatan Break Water di pantai Balongan Indramayu ini dilakukan, guna mengurangi dampak dari abrasi yang terjadi. Disamping itu pula, pembangunan Break Water ini dapat dijadikan tempat sebagai tempat wisata, dan tempat area memancing. Tempat wisata ini dikelola oleh warga setempat, diantaranya ada tempat wisata pantai Balongan Indramayu.

Kondisi abrasi ini perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna mencegah akibat yang berkelanjutan, dan jika mungkin “mengembalikan” (merehabilitasi/merestorasi) fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan prasarana social-religius masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah memiliki peranan sangat besar yakni dalam usaha membangun pengaman pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan daerah pantai akibat limpasan gelombang (overtopping).

Rencana Pemerintah dan Masyarakat bangun Brek Water dinodai pelaku Korup

Pembangunan pelaksanaan Proyek Break water pantai balongan Indramayu, dibagi dalam 5 Paket Proyek yang kontrak pembangunan talud, penahan abrasi, melalui Pemerinah Kabupaten Indramayu, melalui Bagian Pengendalian dan Penysunan Program Sekretaris Daerah Pemkab Indramayu, dikerjakan oleh 5 kontaraktor, yaitu : Direktur PT. Adhi Jaya Utama H. Herbayu zona I nilai kontrak Rp 2.520.000.000 - PT Dian Pertama Mulya, Mulyadi Cahya zona II nilai kontrak Rp 2.626.000.000, PT. Delima Abadi, Direktur Kabul zona III nilai kontrak Rp 1.656.000.000, PT. Mutiara Daya Gumiwang, Direktur Ir Haris Solihin zona IV nilai kontrak Rp 1.600.007.000, PT. Putra Kencana Direktur H. Nani Rusalani zona V nilai kontrak Rp 1.579 975,000.

Namun dalam pelaksanaan pekerjaan proyek Break Water pantai Balongan yang hampir menelan biaya Rp 10 miliar, tidak bisa memenuhi harapan dan keinginan rakyat. Karena, akibat dari pelaksanaan pekerjaan tidak memenuhi standar dan aturan konstruksi proyek pembuatan Break Water (penahan ombak) telah lenyap ditelan ombak. Kini, banyak kalangan mempertanyakan tentang pembangunan Break Water seharusnya bisa bertahan sampe 10 tahun untuk menahan ombak, namun hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun, namun keberadaan Break Water pantai Balongan telah sirna, seolah proyek fiktif. (Subiyanto)*** (WJ News / Pendopo Indramayu)

Powered by Blogger.