Cuaca Buruk Tidak Menghambat Nelayan Pantura Melaut
Indramayu - Cuaca buruk di perairan laut Utara Jawa Barat, akhir-akhir ini tidak menjadi penghambat sejumlah nelayan Pantura Kabupaten Indramayu melaut.
Warno nelayan di Karangsong Indramayu, Sabtu, menuturkan, cuaca buruk sering melanda perairan Utara Jawa tempat dirinya mencari ikan, namun bukan menjadi penghambat bagi mereka, meski resikonya cukup besar namun kebutuhan hidup keluarga lebih utama.
Dia mengatakan, jika berhenti melaut kebutuhan sehari-hari untuk keluarga di rumah tidak terpenuhi, meski cuaca ekstrim sering melanda laut Utara Jawa, tetap memaksakan dengan berbagai cara dan pengalaman selama melaut.
Dia menjelaskan, pengalaman mengatasi cuaca buruk yang memicu gelombang tinggi, biasanya dirinya mencari ikan mendekati pulau dan pengeboran lepas pantai, karena jika diterjang gelombang mudah mendaratkan parahu untuk sementara di pulau tersebut.
"Cuaca saat ini sulit diperkirakan, padahal sebelumnya hanya ada dua musim di perairan Utara Laut Jawa, yaitu angin barat dan angin timur, semua nelayan memahami kondisi kedua musim tersebut,"katanya.
Sementara itu Koko Desawantara Kepala Seksi Keselamatan Laut dari Administrasi Pelabuhan Indramayu mengaku, perubahan cuaca saat ini sulit diperkirakan oleh semua nelayan tradisional di Pantura Kabupaten Indramayu.
"Cuaca ekstrim yang terus melanda perairan laut Jawa Harus diperhatikan oleh nelayan tradisional, untuk menghindari kecelakaan laut, karena saat ini gelombang tidak wajar di tengah laut sering terjadi, biasanya laut utara Jawa gelombang kurang dari dua meter,"katanya.
Dia menjelaskan, gelombang tinggi diperairan Utara Jawa cukup membahayakan nelayan lokal yang menggunakan perahu sederhana, karena jika gelombang dengan ketinggian diatas tiga meter menghamtam perahu mereka, diperkirakan akan tenggelam.
Dia menuturkan, nelayan yang memaksakan melaut sebaiknya mencari ikan mendekati pulau, tempat pengeboran lepas pantai, supaya jika terjadi gelombang tinggi mereka bisa berlindung dan mendaratkan perahunya untuk sementara menghindari gelombang tinggi tersebut.
Yanto nelayan lain di Tempat Pelelangan Ikan Glayem mengaku, cuaca buruk sering menganggu perjalanan menuju ketengah laut, namun tidak ada pilihan lain karena jika dirinya berhenti melaut anak dan istri membutuhkan biaya untuk kehidupan sehari-hari. (Ant)
Warno nelayan di Karangsong Indramayu, Sabtu, menuturkan, cuaca buruk sering melanda perairan Utara Jawa tempat dirinya mencari ikan, namun bukan menjadi penghambat bagi mereka, meski resikonya cukup besar namun kebutuhan hidup keluarga lebih utama.
Dia mengatakan, jika berhenti melaut kebutuhan sehari-hari untuk keluarga di rumah tidak terpenuhi, meski cuaca ekstrim sering melanda laut Utara Jawa, tetap memaksakan dengan berbagai cara dan pengalaman selama melaut.
Dia menjelaskan, pengalaman mengatasi cuaca buruk yang memicu gelombang tinggi, biasanya dirinya mencari ikan mendekati pulau dan pengeboran lepas pantai, karena jika diterjang gelombang mudah mendaratkan parahu untuk sementara di pulau tersebut.
"Cuaca saat ini sulit diperkirakan, padahal sebelumnya hanya ada dua musim di perairan Utara Laut Jawa, yaitu angin barat dan angin timur, semua nelayan memahami kondisi kedua musim tersebut,"katanya.
Sementara itu Koko Desawantara Kepala Seksi Keselamatan Laut dari Administrasi Pelabuhan Indramayu mengaku, perubahan cuaca saat ini sulit diperkirakan oleh semua nelayan tradisional di Pantura Kabupaten Indramayu.
"Cuaca ekstrim yang terus melanda perairan laut Jawa Harus diperhatikan oleh nelayan tradisional, untuk menghindari kecelakaan laut, karena saat ini gelombang tidak wajar di tengah laut sering terjadi, biasanya laut utara Jawa gelombang kurang dari dua meter,"katanya.
Dia menjelaskan, gelombang tinggi diperairan Utara Jawa cukup membahayakan nelayan lokal yang menggunakan perahu sederhana, karena jika gelombang dengan ketinggian diatas tiga meter menghamtam perahu mereka, diperkirakan akan tenggelam.
Dia menuturkan, nelayan yang memaksakan melaut sebaiknya mencari ikan mendekati pulau, tempat pengeboran lepas pantai, supaya jika terjadi gelombang tinggi mereka bisa berlindung dan mendaratkan perahunya untuk sementara menghindari gelombang tinggi tersebut.
Yanto nelayan lain di Tempat Pelelangan Ikan Glayem mengaku, cuaca buruk sering menganggu perjalanan menuju ketengah laut, namun tidak ada pilihan lain karena jika dirinya berhenti melaut anak dan istri membutuhkan biaya untuk kehidupan sehari-hari. (Ant)
Post a Comment