Wayang Golek Cepak Indramayu Sepi Penonton



Jakarta - Pertunjukan wayang golek cepak Indramayu dengan dalang Ki Ahmadi, di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (6/8/2010) sepi penonton. Padahal, wayang golek cepak tergolong seni pertunjukan yang hampir punah di daerah Indramayu dan Cirebon.

Sepinya penonton karena wayang golek cepak tidak populer di kalangan masyarakat, selain itu bahasa Indramayu, yang merupakan perpaduan bahasa Jawa dan Sunda, tidak banyak dipahami penonton. Akibatnya, beberapa penonton memilih pulang sebelum pertunjukan selesai. "Lebih bagus kalau ada terjemahannya ya," ujar salah seorang penonton yang sedikit bingung menerka cerita yang dibawakan oleh dalang.

Ki Ahmadi, dalang ternama di Indramayu menampilkan cerita Babad Dermayu, yaitu kisah tentang terbentuknya wilayah Indramayu. Jalan cerita dimulai dengan kedatangan Endang Darma, pendekar perempuan dari Palembang ke lembah Cimanuk. Diakhiri dengan pertarungannya dengan Pangeran Wiralodra, penguasa di lembah itu.

Menurut Ki Ahmadi, sebelum pertunjukan, cerita dalam wayang golek cepak kebanyakan diambil dari cerita rakyat dan dongeng asal usul sebuah daerah, seperti Babad Dermayu atau Babad Cirebon. Di sela-sela pertunjukakkan, sinden mengundang penonton untuk nyawer. Tradisi ini sudah jamak dilakukan di masyarakat pesisir Indramayu dan Cirebon dalam tiap pementasan wayang. (sumber) Foto: Agus Mulyadi Suyad

Powered by Blogger.