TKW Indramayu Meninggal karena Disiksa Majikan



Indramayu - Kembali tenaga kerja Indonesia di Kuwait menjadi korban kekerasan majikan. Kekerasan yang terjadi pada Sariah, 37, asal Indramayu, Jabar, menyebabkannya meninggal.

Sariah meninggal pada 7 Juli lalu dan jenazahnya tiba di Indonesia, Rabu (21/7) malam dan langsung divisum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Setelah dilakukan pemeriksaan forensik oleh pihak RSCM, ahli forensik RSCM membantah keterangan penyebab kematian Sariah dari Rumah Sakit Al Adaan di Kuwait.

"Ada luka memar karena benda tumpul di beberapa titik. Paling parah di bagian leher kanan, tengkuk belakang, dan ada pengentalan darah di batang otak. Yang di otak yang menjadi penyebab meninggalnya," papar ahli forensil RSCM Munim Idris dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/7).

Menurut Direktur Migrant Care Anis Hidayah, TKI dari penyalur PT Zam-Zam Perwita tersebut sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Al Adaan di Kuwait. Sepekan lebih korban dirawat dalam keadaan tidak sadar. Akhirnya pada minggu pertama bulan Juli Sariah menghembuskan nafasnya di Kuwait.

"Almarhumah pernah dirawat di Rumah Sakit Al Adaan di Kuwait selama 8 hari dalam keadaan koma. Akhirnya dia (Sariah) meninggal tanggal 7 Juli kemarin," jelas Anis kepada wartawan.

Kematian Sariah disebutkan oleh pihak rumah sakit di Kuwait itu disebabkan berhentinya fungsi jantung. "Pihak sana bilang karena otot-otot jantungnya berhenti mendadak dan pembuluh darahnya pecah," paparnya.

Kematian Sariah diketahui pihak keluarga bukan dari rumah sakit langsung melainkan dari teman sesama TKI di Kuwait. Dari temannya tersebut diketahui juga bahwa korban mendapatkan kekerasan dari majikan. Informasi tersebut kemudian dilaporkan pihak keluarga kepada LSM Migrant Care.

"Keluarga tahunya dari teman Sariah yang pernah satu majikan. Dari temannya juga kita tahu Sariah pernah dipukul dan disekap di gudang, dan pernah tidak dikasih makan sampai 4 hari," jelasnya.

Selama ini Sariah tidak pernah terbuka hengenai keadaannya kepada keluarga. Dari hasil kerjanya di Kuwait selama tujuh bulan tidak dikirimnya tiap bulan. "Terakhir komunikasi bulan lalu, tapi tidak banyak cerita. Sudah dua kali ngirim uang," kata anak Sariah, Agus.

Selain jenazah Sariah, jenazah TKI di Riyadh, Nurhayati, juga tiba di Jakarta Rtabu malam. Namun atas permintaan keluarga, jenazah tidak diizinkan untuk diotopsi.
Powered by Blogger.