Tolak Tarif Air di Indramayu Naik, Pendemo Nginap di Gedung DPRD



Indramayu - Ancaman ratusan pendemo yang menolak pulang ke rumah sebelum perbup (peraturan bupati) yang menaikkan tarif air minum PDAM Indramayu dicabut, bukan sekedar gertak sambal belaka.

Buktinya, usai berunjuk rasa seharian di gedung DPRD dan Pemkab Indramayu sambil membentangkan spanduk dan poster pendemo memilih ‘nginap’ di depan pintu gerbang Pemkab Indramayu.

Tanpa tenda apalagi permadani atau karpet, ratusan pendemo itu nekad ‘lesehan’ alias duduk-duduk dan tiduran di jalan aspal sampai pagi. Diterangi lampu seadanya, seperti lilin, batere hingga Selasa (12/1) pukul 20:00 WIB, mereka masih tetap bertahan dan menolak pulang. Sesekali tangan pendemo menepuk muka, sikut atau telapak kaki yang terbuka dan dikerubuti nyamuk.

upanya nyamuk-nyamuk Pendopo Pemkab Indramayu itu tak kenal kompromi terhadap mahasiswa yang berdemo memperjuangkan nasib masyarakat kecil dalam menurunkan tarif air minum PDAM yang dinilai sangat mahal itu.

Suasana di jalan aspal yang menghadap ke pintu gerbang Pendopo Pemkab Indramayu nampak temaram. Petugas Polres Indramayu sejak sore sudah menutup jalan yang digunakan pendemo ‘nginap’ itu. Sehingga tak seorangpun pejalan kaki ataupun pengendara kendaraan yang bebas keluar masuk jalan itu. Pendemo terlihat tertib. Puluhan anggota Polres Indramayu masih setia menjaga para pendemo sampai pagi.

Setiap mendengar gema adzan dari pengeras suara di Masjid Agung Indramayu yang jaraknya sekitar 400 meter dari lokasi menginap, pendemo bergiliran menunaikan salat.

Aksi unjuk rasa mahasiswa mendapat simpati masyarakat kota. Khususnya ibu-ibu. “Jangan khawatir masyarakat ikut mendo’akan perjuangan mahasiswa yang mendesak penurunan tarif air minum. Semoga pintu hati penguasa terbuka mendengar aspirasi mereka,” ujar Ny. Rosilah, 48 warga Kelurahan Lemahmekar. (PK)
Powered by Blogger.