Pendemo Buka Dapur Umum dekat Kantor Bupati



Unjuk rasa ratusan mahasiswa dan nelayan yang tergabung dalam SNT (Serikat Nelayan Tradisional) Indramayu yang berlangsung sejak Selasa (12/1) mencapai klimaknya pada Rabu (13/1).

Ratusan pendemo saling dorong-dorongan dengan ratusan polwan dan polisi pria serta anggota Brimob yang berjaga-jaga di dalam pintu gerbang. Walau dijaga ketat polisi bersenjata api, pengunjuk rasa seakan tidak takut. Mereka tetap memaksa masuk ke pendopo dengan mendorong-dorong pintu gerbang.

Pintu gerbang terbuat dari besi setinggi 2,5 meter nyaris jebol. Pintu bercat hitam itu bergoyang-goyang karena dari luar didorong ratusan pengunjuk rasa, di dalam ditahan puluhan anggota polisi.

Suasana unjuk rasa yang digelar ratusan mahasiswa dan nelayan semakin memanas, ketika pendemo gagal minta ketemu Bupati H. Irianto MS Syafiuddin.

Unjukrasa dibarengi teriakan yel-yel mahasiswa dan nelayan sangat melelahkan dan menguras energi ratusan pengunjuk rasa yang menuntut pemkab mencabut Perbup (Peraturan Bupati) yang menaikkan tarif air minum PDAM Tirta Dharma Ayu Indramayu.

Menyadari perut pengunjuk rasa keroncongan karena demo sehari semalam, sejumlah istri nelayan berinisiatif membuka dapur umum di lokasi demo. Pagi-pagi asap dapur umum yang didirikan pendepo di trotoar jalan terlihat ngebul memasak air dan nasi.

“Kebetulan tadi pagi dapat kiriman ikan tongkol puluhan kilogram. Ikan segar itu sebagian digoreng dan dibakar untuk santap siang rame-rame,” ujar Ny. Emi, 43 salah seorang wanita pendemo.

Usai menyantap ikan tongkol goreng dan bakar, tenaga pendemo rupanya kembali pulih. Mereka tambah semangat menggedor-gedor pintu gerbang. Mereka memaksa masuk ke Pendopo Pemkab Indramayu yang dijaga ratusan anggota polisi dari dalam.

Melihat aksi pengunjuk rasa masih terus gigih memperjuangkan penurunan tarif air minum PDAM Indramayu dan bertahan di lokasi, Sekda Indramayu Supendi akhirnya bersedia menemui pengunjuk rasa.

Sekda akan menyampaikan aspirasi warga soal penurunan tarif air minum PDAM Indramayu itu ke bupati. “Saya akan sampaikan aspirasi ini ke bupati. Jika tarif air minum PDAM Indramayu tidak turun, bapak-bapak dan ibu-ibu boleh demo lagi ke sini,” ujar Supendi yang disambut tepuk tangan hadiri.

Usai mendengar penjelasan dari Sekda Indramayu, ratusan pendemo seperti digiring satu persatu bubar meninggalkan lokasi demo yang semalam dijadikan tempat tidur massal. “Kami akan kerahkan lebih banyak massa, jika Pemkab Indramayu tidak menempati janji menurunkan tarif air minum PDAM Indramayu,” kata salah seorang mahasiswa. (PK)

Powered by Blogger.