Profil Ir. H. Darsono
Ir. H. Darsono dilahirkan di desa Karanganyar, kecamatan dan kabupaten Indramayu pada tanggal 01 Desember 1950 dari ibu Saidah dan bapak Tjarjan. Kedua orang tuanya tergolong tidak mampu. Sejak anak-anak sampai remaja, dia tinggal di desa kelahirannya. Sekolah dasar dilakoninya di Sekolah Rakyat Negeri 6 Indramayu, sekolah menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama Negri 2 Indramayu dan sekolah menengah atas di Sekolah Menengah Atas Negri 1 Indramayu.
Setelah lulus SMA pada tahun 1970, kemudian dia mendaftar ke Institut Pertanian Bogor (IPB). Melalui beberapa penyaringan, akhirnya Darsono diterima kuliah di Fakultas Perikanan IPB. Selama jadi mahasiswa di Bogo jadwal kuliah dan praktikum yang padat dijalaninya dengan bersemangat. Semua dilakukannya karena ada satu tekad di dadanya yaitu ingin merubah nasib.
Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, seorang Darsono juga mengikuti kegiatan ekstra kurikuler seperti menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menjadi anggota Mahawarman. Prestasi Mahasiswanya didapat pada tahun 1974 yaitu dipercaya menjadi ketua umum Senat Mahasiswa Fakultas Perikanan IPB.
Kuliah di IPB dijalaninya dengan normal sehingga pada awal 1977 membuahkan hasil dilantik menjadi Sarjana Perikanan IPB. Setelah lulus, kemudian pada bulan Desember 1977 Darsono diterima menjadi Pegawai Negri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat dengan ditempatkan pada Dinas Perikanan Propinsi.
Kariernya tergolong mulus. Pada tahun 1979 mendapat kesempatan belajar pembenihan udang galah di Anuenue Research Centre Hawaii. Dan pada bulan Desember 1982 dilantik menjadi kepala sub dinas budidaya, suatu jabatan setingkat di bawah kepala dinas yang diraihnya hanya dalam waktu 5 tahun. Lalu pada bulan Agustus 1985, Darsono ditugaskan oleh Gubernur Jawa Barat menjadi tenaga perbantuan pada Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat.
Proyek Pandu TIR dibentuk berdasarkan KEPPRES 18 TAHUN 1984 yang merupakan tempat pembelajaran bapak Presiden RI tentang budidaya udang. Setelah kembali ke Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat pada tahun 1996 Darsono dipercaya menjadi Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Indramayu dari 2001 sd 2004. Pada waktu itu dia melontarkan gagasan segi tiga emas pembangunan ekonomi pesisir Indramyu berbasis perikanan yang meliputi eretan, karangsong dan dadap.
Selanjutnya dari tahun 2004-2008 oleh Gubernur Jawa Barat diberi tugas menjadi Kepala Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat. Sejak dilantik dia getol merealisasikan gagasan (1) pembangunan sektor perikanan diaplikasikan berdasarkan kawasan, dan (2) UPTD menjadi ujung tombak Dinas Perikanan Proipinsi Jawa Barat dalam hal pelayanan dan pembinaan.
Selama Ir. Darsono menjadi PNS dia memiliki motto ”ikuti perjalanan hidup dan karier seperti aliran air” serta ”tangan diatas lebih mulia dari tangan dibawah”.
Sekarang setelah memasuki masa pensiun, Ir. H. Darsono kembali ke kampung halaman dengan status menjadi pengacara yaitu pengangguran banyak acara. Kebiasaannya dari hari ke hari menelusuri pedesaan dan berdialog dengan masyarakat. Dia berhasil memfoto kondisi nyata dipedesaan seperti potensi sumberdaya dan kehidupan masyarakatnya.
Kesimpulannya bahwa kesejahteraan masyarakat Indramayu masih dapat ditingkatkan secara nyata dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam terutama pertanian, perikanan, kehutanan, minyak dan gas bumi, serta pariwisata.
Memperhatikan kondisi real dilapangan dia berobsesi bahwa pembangunan itu titik beratnya dipedesaan. Untuk mensukseskan program kegiatannya perlu didukung ”infrastruktur, modal, pasar dan teknologi”. Menurut Ir. H. Darsono semuanya bisa dilaksanakan dengan kata kunci ”sinergi”, yaitu sinergi antara Pemda Indramayu dengan Pemerintah diatasnya, sinergi antara Pemda Indramayu dengan Pemda Kabupaten/kota sekitarnya dan sinergi antara Pemda Indramayu dengan berbagai komponen masyarakat secara aktif baik individu maupun golongan.
Setelah lulus SMA pada tahun 1970, kemudian dia mendaftar ke Institut Pertanian Bogor (IPB). Melalui beberapa penyaringan, akhirnya Darsono diterima kuliah di Fakultas Perikanan IPB. Selama jadi mahasiswa di Bogo jadwal kuliah dan praktikum yang padat dijalaninya dengan bersemangat. Semua dilakukannya karena ada satu tekad di dadanya yaitu ingin merubah nasib.
Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, seorang Darsono juga mengikuti kegiatan ekstra kurikuler seperti menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menjadi anggota Mahawarman. Prestasi Mahasiswanya didapat pada tahun 1974 yaitu dipercaya menjadi ketua umum Senat Mahasiswa Fakultas Perikanan IPB.
Kuliah di IPB dijalaninya dengan normal sehingga pada awal 1977 membuahkan hasil dilantik menjadi Sarjana Perikanan IPB. Setelah lulus, kemudian pada bulan Desember 1977 Darsono diterima menjadi Pegawai Negri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat dengan ditempatkan pada Dinas Perikanan Propinsi.
Kariernya tergolong mulus. Pada tahun 1979 mendapat kesempatan belajar pembenihan udang galah di Anuenue Research Centre Hawaii. Dan pada bulan Desember 1982 dilantik menjadi kepala sub dinas budidaya, suatu jabatan setingkat di bawah kepala dinas yang diraihnya hanya dalam waktu 5 tahun. Lalu pada bulan Agustus 1985, Darsono ditugaskan oleh Gubernur Jawa Barat menjadi tenaga perbantuan pada Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat.
Proyek Pandu TIR dibentuk berdasarkan KEPPRES 18 TAHUN 1984 yang merupakan tempat pembelajaran bapak Presiden RI tentang budidaya udang. Setelah kembali ke Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat pada tahun 1996 Darsono dipercaya menjadi Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Indramayu dari 2001 sd 2004. Pada waktu itu dia melontarkan gagasan segi tiga emas pembangunan ekonomi pesisir Indramyu berbasis perikanan yang meliputi eretan, karangsong dan dadap.
Selanjutnya dari tahun 2004-2008 oleh Gubernur Jawa Barat diberi tugas menjadi Kepala Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat. Sejak dilantik dia getol merealisasikan gagasan (1) pembangunan sektor perikanan diaplikasikan berdasarkan kawasan, dan (2) UPTD menjadi ujung tombak Dinas Perikanan Proipinsi Jawa Barat dalam hal pelayanan dan pembinaan.
Selama Ir. Darsono menjadi PNS dia memiliki motto ”ikuti perjalanan hidup dan karier seperti aliran air” serta ”tangan diatas lebih mulia dari tangan dibawah”.
Sekarang setelah memasuki masa pensiun, Ir. H. Darsono kembali ke kampung halaman dengan status menjadi pengacara yaitu pengangguran banyak acara. Kebiasaannya dari hari ke hari menelusuri pedesaan dan berdialog dengan masyarakat. Dia berhasil memfoto kondisi nyata dipedesaan seperti potensi sumberdaya dan kehidupan masyarakatnya.
Kesimpulannya bahwa kesejahteraan masyarakat Indramayu masih dapat ditingkatkan secara nyata dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam terutama pertanian, perikanan, kehutanan, minyak dan gas bumi, serta pariwisata.
Memperhatikan kondisi real dilapangan dia berobsesi bahwa pembangunan itu titik beratnya dipedesaan. Untuk mensukseskan program kegiatannya perlu didukung ”infrastruktur, modal, pasar dan teknologi”. Menurut Ir. H. Darsono semuanya bisa dilaksanakan dengan kata kunci ”sinergi”, yaitu sinergi antara Pemda Indramayu dengan Pemerintah diatasnya, sinergi antara Pemda Indramayu dengan Pemda Kabupaten/kota sekitarnya dan sinergi antara Pemda Indramayu dengan berbagai komponen masyarakat secara aktif baik individu maupun golongan.
Post a Comment