Bos Beras Indramayu Kebut Pasok Beras ke Jakarta



Indramayu - Memasuki bulan puasa dan lebaran permintaan sembako khususnya beras bisanya mengalami peningkatan. Seiring naiknya permintaan beras, puluhan tengkulak dan saudagar beras dari Indramayu mulai ngebut memasok beras baik ke Pasar Induk Cipinang maupun pasar lain di Jabodetabek.

Tingginya jumlah pasokan beras dari Indramayu ke Jabodetabek bisa dilihat dari aktifitas kuli angkut di daerah sentra pemasaran beras salah satunya di Haurgeulis. Pengiriman beras ke Pasar Induk Cipinang Jakarta dari Haurgeulis biasanya dilakukan malam hingga dinihari.

Tak kurang dari 20 unit hingga 40 unit truk colt diesel bermuatan beras dari Haurgeulis bergerak menuju Pasar Induk Cipinang Jakarta Timur. Jumlah beras yang dipasok tengkulak dan saudagar beras dari Haurgeulis setiap malam mencapai sekitar 300 ton.

Jumlah beras itu belum termasuk kiriman dari sentra pemasaran beras lainnya seperti Widasari yang menggunakan sarana transportasi truk gandengan dan tronton menuju ke wilayah Jabodetabek, termasuk Bandung, Cianjur, Sukabumi dan Bogor.

Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Ir. Toto Kusmarwanto dihubungi melalui ponselnya mengemukakan, luas sawah yang ditanami padi oleh petani di Indramayu mencapai 118 ribu HA (Hektar). Sawah itu umumnya ditanami padi 2 kali setahun yaitu pada musim rendeng dan gadu.

Setelah dikurangi jumlah konsumsi beras masyarakat Indramayu maka terdapat surplus atau kelebihan produksi beras yang mencapai sekitar 800 ribu ton setahun. Surplus beras inilah yang dijual ke luar daerah termasuk Pasar Induk Cipinang Jakarta Timur.

Selain memasok bahan pangan berupa beras, Indramayu dari dahulu juga dikenal sebagai daerah pemasok hasil tangkapan laut dan budidaya tambak berupa ikan, udang dan cumi-cumi ke pasar-pasar di Jakarta.

“Setiap hari tak kurang dari 12 truk colt diesel ikan bandeng dari Indramayu kita kirim ke Jakarta. Jumlah itu belum termasuk ikan, udang maupun cumi-cumi hasil tangkapan laut yang jumlahnya 4 kali lebih banyak dari ikan hasil budidaya,” ujar Suminta, 48 pedagang ikan di Desa Eretan Wetan. (PK)
Powered by Blogger.