Minta KPU Ubah Aturan
Saksi Bicara Soal Penghitungan Suara Pemilu 2009
Pemilu 2009 memang disebut sebagai pemilu paling rumit. Tak heran proses penghitungan suara juga rumit dan memakan waktu yang panjang dan melelahkan. Bagaimana komentar para saksi, yang mau tidak mau memang dituntut oleh parpol masing-masing untuk terus mengawal proses penghitungan suara?
BEGADANG jangan begadang, kalau tiada artinya. Begadang boleh saja, kelau ada perlunya. Petikan syair lagu “Begadang” karya H Rhoma Irama ini sangat pas untuk menggambarkan apa yang terjadi pada para saksi dari parpol peserta pemilu.
Dari pagi, siang, sore, hingga malam dan pagi lagi mereka harus berkutat dengan angka-angka. Capek, lelah, ngantuk, itulah yang mereka rasakan selama tiga hari tiga malam.
“Tolong untuk KPU jangan menyiksa para saksi. Untuk pemilu mendatang tolong diubah seefisien mungkin,” ungkap Nico A, saksi dari PKB di Karangampel.
Menurutnya, selama ini ia harus begadang tiap malam. Bahkan kadang pulang jam 4 pagi. Dalam kondisi capek, loyo, stres, pusing dan ngantuk, tuturnya, masih harus menandatangani berkas yang jumlahnya cukup banyak.
Hal senada juga diungkapkan Supriyanto, saksi PPP, yang mengaku kesal dengan banyaknya berkas yang harus ditandatangani.
Saksi Partai Golkar, Ropingi, juga menyatakan pusing, lelah dan capek ketika menjadi saksi. Meskipun demikian, itu semua menurutnya merupakan sebuah tanggung jawab sebagai kader parpol.
Saksi dari partai lainnya seperti Gerindra, Demokrat, dan partai lain pada umumnya juga berharap agar sistem yang dipakai sekarang jangan terulang lagi. Mereka berharap ke depan KPU bisa segera merubah aturan agar tidak rumit. “Ke depan sistem ini harus diperbaiki. Kami capek banget, honor habis duluan tapi pekerjaan masih banyak,” ungkap Drs Slamet Amu, saksi PKS.
Hadi Suhardi (PAN) juga berharap agar hal seperti ini jangan terulang kembali. Meskipun demikian ia memuji kinerja PPK Karangampel yang menurutnya cukup oke. Sementara Sayidina (saksi PKNU) berharap kepada pemerintah agar bisa tegas dalam menyeleksi parpol peserta pemilu. Sebab dengan jumlah parpol yang banyak seperti sekerang, maka tugas yang harus dilakukan juga semakin berat. (oet)
Pemilu 2009 memang disebut sebagai pemilu paling rumit. Tak heran proses penghitungan suara juga rumit dan memakan waktu yang panjang dan melelahkan. Bagaimana komentar para saksi, yang mau tidak mau memang dituntut oleh parpol masing-masing untuk terus mengawal proses penghitungan suara?
BEGADANG jangan begadang, kalau tiada artinya. Begadang boleh saja, kelau ada perlunya. Petikan syair lagu “Begadang” karya H Rhoma Irama ini sangat pas untuk menggambarkan apa yang terjadi pada para saksi dari parpol peserta pemilu.
Dari pagi, siang, sore, hingga malam dan pagi lagi mereka harus berkutat dengan angka-angka. Capek, lelah, ngantuk, itulah yang mereka rasakan selama tiga hari tiga malam.
“Tolong untuk KPU jangan menyiksa para saksi. Untuk pemilu mendatang tolong diubah seefisien mungkin,” ungkap Nico A, saksi dari PKB di Karangampel.
Menurutnya, selama ini ia harus begadang tiap malam. Bahkan kadang pulang jam 4 pagi. Dalam kondisi capek, loyo, stres, pusing dan ngantuk, tuturnya, masih harus menandatangani berkas yang jumlahnya cukup banyak.
Hal senada juga diungkapkan Supriyanto, saksi PPP, yang mengaku kesal dengan banyaknya berkas yang harus ditandatangani.
Saksi Partai Golkar, Ropingi, juga menyatakan pusing, lelah dan capek ketika menjadi saksi. Meskipun demikian, itu semua menurutnya merupakan sebuah tanggung jawab sebagai kader parpol.
Saksi dari partai lainnya seperti Gerindra, Demokrat, dan partai lain pada umumnya juga berharap agar sistem yang dipakai sekarang jangan terulang lagi. Mereka berharap ke depan KPU bisa segera merubah aturan agar tidak rumit. “Ke depan sistem ini harus diperbaiki. Kami capek banget, honor habis duluan tapi pekerjaan masih banyak,” ungkap Drs Slamet Amu, saksi PKS.
Hadi Suhardi (PAN) juga berharap agar hal seperti ini jangan terulang kembali. Meskipun demikian ia memuji kinerja PPK Karangampel yang menurutnya cukup oke. Sementara Sayidina (saksi PKNU) berharap kepada pemerintah agar bisa tegas dalam menyeleksi parpol peserta pemilu. Sebab dengan jumlah parpol yang banyak seperti sekerang, maka tugas yang harus dilakukan juga semakin berat. (oet)
Post a Comment