Anjal Resahkan Pedagang Pasar
PATROL - Keberadaan anak jalanan (anjal) mulai membuat para pedagang di kawasan Pasar Daerah (PD) Patrol resah. Pasalnya, dari hari ke hari jumlah mereka bukan malah berkurang, namun terus bertambah. Apalagi, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak usia sekolah berumur 6 sampai 12 tahun. Tentu, kondisi itu membuat para pedagang was-was dan cemas.
Untuk itu, para pedagang meminta, pihak berwenang segera menertibkan anjal baik yang menjalani profesi peminta-minta maupun pengamen. “Bukan kami saja yang terganggu, pembeli juga ikutan risih,” tutur Ny Kokom salah seorang pedagang nasi di belakang Terminal Patrol kepada Radar, Jumat (10/4).
Disebutkan, setiap hari jumlah anjal yang beroperasi di berbagai sudut pasar mencapai puluhan anak. Di warungnya saja, dalam 5 menit dikunjungi 3 sampai 4 anjal. “Kalau saya tidak ngasih, eh malah mintanya ke pembeli yang sedang makan di warung saya. Tentu saja bikin kesal,” ketusnya.
Meski sudah berkali-kali diusir, anjal tersebut masih terus datang ke warungnya. Mirisnya, saban hari rupa anjal itu berbeda-beda. Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang mengajak anak usia di bawah lima tahun. Senada juga dilontarkan Sunadi (34), pedagang kelontongan. “Mereka memang belum kami lihat telah melakukan aksi kriminal. Tetapi, kalau dibiarkan terus, pedagang bisa marah dan keberadaan mereka terus bertambah banyak,” ujarnya.
Biasanya, lanjut Sunadi, para anjal itu mulai beroperasi sekitar pukul 11.00 sampai 17.00. Kadang sendirian dan adapula yang bergerombol. Selain mendatangi setiap kios dan warung, mereka juga kerap terlihat meminta-minta kepada calon penumpang didalam mobil yang sedang ngetem di terminal. (kho)
Untuk itu, para pedagang meminta, pihak berwenang segera menertibkan anjal baik yang menjalani profesi peminta-minta maupun pengamen. “Bukan kami saja yang terganggu, pembeli juga ikutan risih,” tutur Ny Kokom salah seorang pedagang nasi di belakang Terminal Patrol kepada Radar, Jumat (10/4).
Disebutkan, setiap hari jumlah anjal yang beroperasi di berbagai sudut pasar mencapai puluhan anak. Di warungnya saja, dalam 5 menit dikunjungi 3 sampai 4 anjal. “Kalau saya tidak ngasih, eh malah mintanya ke pembeli yang sedang makan di warung saya. Tentu saja bikin kesal,” ketusnya.
Meski sudah berkali-kali diusir, anjal tersebut masih terus datang ke warungnya. Mirisnya, saban hari rupa anjal itu berbeda-beda. Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang mengajak anak usia di bawah lima tahun. Senada juga dilontarkan Sunadi (34), pedagang kelontongan. “Mereka memang belum kami lihat telah melakukan aksi kriminal. Tetapi, kalau dibiarkan terus, pedagang bisa marah dan keberadaan mereka terus bertambah banyak,” ujarnya.
Biasanya, lanjut Sunadi, para anjal itu mulai beroperasi sekitar pukul 11.00 sampai 17.00. Kadang sendirian dan adapula yang bergerombol. Selain mendatangi setiap kios dan warung, mereka juga kerap terlihat meminta-minta kepada calon penumpang didalam mobil yang sedang ngetem di terminal. (kho)
Post a Comment