PKL Bisa Jadi Aset Wisata Keluarga
INDRAMAYU – Pedagang kaki lima (PKL) bukanlah musuh satuan polisi pamong praja (Satpol PP). Untuk itulah terhadap mereka harus dilakukan pendekatan secara persuasif dalam rangka mensukseskan berbagai program pemerintah daerah. Bahkan, PKL sebenarnya bisa dijadikan aset wisata keluarga. Hal tersebut diungkapkan Kepala Satpol PP Kabupaten Indramayu, A Bachtiar SH MH, Rabu (25/2).
Bachtiar menjelaskan, ada tiga lokasi PKL di kawasan kota yang bisa dijadikan obyek wisata keluarga, jika dikelola secara baik. Diantaranya di kawasan tanggul Cimanuk (depan Kantor Pos), Pasar Mambo, serta Sport Center. Menurutnya, PKL yang ada di tempat-tempat tersebut alangkah lebih baik kalau ditata atau ditertibkan penempatannya.
“Saya pikir kalau PKL bisa ditempatkan dengan tertib dalam suasana yang aman dan menyenangkan, maka bisa menjadi aset wisata keluarga atau wisata kuliner,” tandasnya.
Bachtiar menyayangkan karena ketiga tempat tersebut selama ini kurang penataan, dan tidak dikelola secara baik. Padahal kalau ada yang mampu mengelola, misalnya dengan selalu menggelar pertunjukan rutin seperti musik, kesenian tradisional maupun yang lainnya, tempat-tempat tersebut akan menarik perhatian warga untuk datang.
Sementara menurut Nano Budiono (35), warga Indramayu, selama ini sejumlah fasilitas milik pemkab seperti Taman Pasar Mambo, Tanggul Cimanuk maupun Sport Center memang terkesan kurang penataan. Akibatnya banyak PKL yang berjualan namun mengganggu keindahan kota. Padahal kalau mereka ditata dengan baik, memang bisa menjadi lokasi wisata kuliner.
“Saya pikir pihak dinas terkait memang perlu untuk mengembangkan kawasan PKL sebagai obyek wisata keluarga. Apalagi selama ini di Indramayu miskin tempat hiburan,” ujar bapak dari satu anak ini. (oet)
Bachtiar menjelaskan, ada tiga lokasi PKL di kawasan kota yang bisa dijadikan obyek wisata keluarga, jika dikelola secara baik. Diantaranya di kawasan tanggul Cimanuk (depan Kantor Pos), Pasar Mambo, serta Sport Center. Menurutnya, PKL yang ada di tempat-tempat tersebut alangkah lebih baik kalau ditata atau ditertibkan penempatannya.
“Saya pikir kalau PKL bisa ditempatkan dengan tertib dalam suasana yang aman dan menyenangkan, maka bisa menjadi aset wisata keluarga atau wisata kuliner,” tandasnya.
Bachtiar menyayangkan karena ketiga tempat tersebut selama ini kurang penataan, dan tidak dikelola secara baik. Padahal kalau ada yang mampu mengelola, misalnya dengan selalu menggelar pertunjukan rutin seperti musik, kesenian tradisional maupun yang lainnya, tempat-tempat tersebut akan menarik perhatian warga untuk datang.
Sementara menurut Nano Budiono (35), warga Indramayu, selama ini sejumlah fasilitas milik pemkab seperti Taman Pasar Mambo, Tanggul Cimanuk maupun Sport Center memang terkesan kurang penataan. Akibatnya banyak PKL yang berjualan namun mengganggu keindahan kota. Padahal kalau mereka ditata dengan baik, memang bisa menjadi lokasi wisata kuliner.
“Saya pikir pihak dinas terkait memang perlu untuk mengembangkan kawasan PKL sebagai obyek wisata keluarga. Apalagi selama ini di Indramayu miskin tempat hiburan,” ujar bapak dari satu anak ini. (oet)
Post a Comment