Jadi Langganan Banjir SMK PGRI Jatibarang Terancam Rusak
Indramayu - Genangan air di lingkungan SMK PGRI Jatibarang setiap musim hujan, benar-benar mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Namun, sejauh ini belum ada tindakan serius dari pemerintah dan pihak terkait.
Bahkan pihak sekolah mulai khawatir genangan tersebut akan merusak struktur bangunan dan mengancam keselamatan warga sekolah. Genangan air itu terjadi akibat buruknya drainase.
Kepala SMK PGRI Jatibarang, Haryono Suhendro mengungkapkan, setiap musim penghujan, genangan air di lingkungan sekolah selalu saja terjadi dan mengganggu kegiatan belajar mengajar.
“Kami sangat khawatir sekali, karena hujan beberapa jam saja airnya tidak bisa mengalir. Lingkungan sekolah kami selalu saja terendam. Bagaimana kalau hujannya cukup lama? Sementara tdiak ada saluran pembuang,” ujar Haryono, Sabtu (12/11).
Terkait kondisi itu, Haryono berharap adanya perhatian serius dari pemerintah baik kecamatan maupun kabupaten agar mengambil tindakan. Solusi terbaik dianggap harus diprioritaskan untuk mencegah segala kemungkinan yang dapat mengancam keselamatan peserta didik.
“Kami sangat berharap ada tindakan dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini dengan segera. Karena dampaknya sangat fatal bagi sekolah,” tandas Haryono.
Haryono menjelaskan, terendamnya lingkungan sekolah diduga akibat buruknya saluran drainase yang ditutup oleh orang tak bertanggung jawab. Selain keberadaan sejumlah petak empang cukup mengganggu saluran drainase tidak berfungsi dengan baik.
“Di belakang sekolah memang ada empang, status tanahnya milik PT.KAI. Kalau dijadikan lahan pertanian mungkin aliran airnya tidak terhalang,” sebut dia.
Selain itu, lapangan sepakbola di depan sekolah selama ini tidak pernah kering dan selalu terendam. Meski tidak memiliki hak atas sarana olahraga masyarakat tersebut, namun upaya pengurasan tetap dilakukan untuk mengurangi ketinggian air di lingkungan sekolah.
Hanya saja, air yang disedot menggunakan mesin pompa hanya bisa mengalir mengelilingi komplek SMK PGRI Jatibarang dan kembali lagi ke lapangan tersebut.
“Kami juga pernah sedot air di lapangan, tapi airnya balik lagi. Berarti ini ada saluran yang tertutup, sehingga air tidak bisa mengalir ke saluran drainase. Dulu juga pernah ditinjau pihak Dinas Pengairan tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjut sama sekali,” kata Haryono kecewa.
Penulis : Oet
Post a Comment