Dinkes Majalengka Nyatakan KLB Penyakit Difteri
Majalengka - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majalengka nyatakan kejadian luar
biasa (KLB) terhadap penyakit difteri setelah satu pasien meninggal
dunia dan 8 orang lainnya dinyatakan positif terkena penyakit yang sama
dan kini menjalani perawatan di RS Majalengka, setelah beberapa hari
menjalani perawatan di RS Gunung Jati, Cirebon.
Perawatan pasien difteri asal Majalengka mendapat penjagaan ketat
aparat kepolisian dari Polres Majalengka, Sektor Ligung, karena semua
pasien ngotot akan pulang dengan alasan sehat, mereka tidak menyadari
kalau bakteri yang ada ditubuhnya dengan mudah akan menular ke orang
lain.
Korban meninggal adalah Burhanudin siswa MTS Ligung, yang juga warga
Blok Loji RT 01 RW 03, Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten
Majalengka. Sedangkan 8 orang yang masih menjalani perawatan adalah kaka
kandung, paman, nenek serta bibi yang masih satu keluarga dengan korban
meninggal.
Untuk menghindari semakin banyaknya penularan menurut keterangan
Kepala Dinas Kabupaten Majalengka dr Gandana Purwana, pihaknya sudah
melakukan penguatan (imunisasi) terhadap 150 orang warga yang ada di
sekeliling rumah korban serta beberapa orang yang suah melakukan
komunikasi dengan penderita termasuk teman sekolah korban.
Belum diketahui secara jelas dari mana bakteri yang masuk ke tubuh
Burhanudin hingga menyebabkan dia terjangkit bakteri mematikan tersebut.
Hanya dugaan sementara ada tamu penderita difteri yang datang dan
melakukan kontak dengan Burhanudin.
Hanya Burhanudin sendiri diketahui menderita difteri ketika yang
bersangkutan menderita demam dan sesak pada Minggu (7/2/2016) saat itu
dia dibawa ke Puskesmas Ligung namun pihak Puskesmas langsung merujuk
pasien ke RS Cideres.
Disanalah pasien diketahui terindikasi suspect difteri sehingga
segera di rujuk ke RS Gunungjati sehubungan di RS Cideres saat itu belum
menyiapkan ruang khusus untuk mengisolasi pasien. “Setelah diperiksa di
RS Gunung jati ternyata positif, korban tidak tertolong dan akhirnya
meninggal,” ungkap Gandana.
Terhadap keluarga korban segera dilakukan pemeriksaan dan ternyata
empat orang keluarganya serta satu sopir yang saat itu berada dalam satu
mobil saat membawa pasien ke RS juga dinyatakan positif. Hingga
akhirnya mereka harus menjalani perawatan di Rumah Sakit. Selain itu
kakak kandung dan neneknya serta familinya yang lain yang tinggal
serumah juga positif terjangkit. “Untuk menjaga penyebaran, kami sudah
memberikan vaksin kepada 150 orang warga serta beberapa orang yang
pernah kontak,” kata Gandana.
Pada Kamis (11/2/2016) kedelapan pasien menurut Gandana dipulangkan
dari RS Gunungjati, namun mereka masih harus menjalani perawatan di RS
Majalengka hingga bakteri yang ada ditenggorokannya benar-benar negatif.
Kebetulan dua Rumah Sakit di Majalengka masing-masing RS Cideres dan
RSUD Majalengka sudah bersedia menyediakan ruangan khusus untuk
penderita difteri masing-masing satu ruangan dengan kapasitas empat
tempat tidur.
Kepulangan pasien dan masa perawatan akan tetap dijaga aparat
kepolisian seperti halnya ketika menjalani perawatan di RS Gunung Jati
karena para pasien ini tidak pernah menyadari dengan dampak penyakit
yang dideritanya.
“Mereka maksa ingin pulang ke rumahnya karena merasa sehat, padahal
ada bakteri di tubuhnya yang bila dibiarkan akan menjangkit ke orang
lain, daripada mereka maksa pulang mending dijaga polisi,” jelas
Gandana.
Gandana pun kini telah mengintruksikan seluruh Puskesmas untuk
melakukan survai ke masyarakat dan mewaspadai kemungkinan di wilayahnya
ada yang susvec difteri. Semua sanitasi lingkungan pemukiman harus
benar-benar bersih termasuk di lingkungan pemukiman pasien.
Karena bakteri dari pasien akan sangat dengan mudah menjangkit orang lain yang kekebalan tubuhnya sangat lemah.
Penulis : Tati Purnawati
Sumber : Kabar Cirebon
Post a Comment