Diduga Ada Oknum Tilep Dana Pendamping Kegiatan Seismik

Indramayu - Penolakan yang dilakukan masyarakat Kabupaten Indramayu atas pelaksanaan kegiatanseismik selama ini diduga dipicu oleh kurangnya kordinasi antara petugas seismic dengan aparatur pemerintah desa setempat. Oknum petugas seismik di lapangan diduga sengaja tidak melakukan koordinasi karena telah memanfaatkan dana pendampingan untuk masyarakat setempat yang melibatkan muspika, perangkat desa dan tokoh masyarakat. 
 
Permasalah itu mencuat, saat ratusan masyarakat Desa Sleman, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu menolak aktivitas seismik yang masuk ke lahan masyarakat pekan kemarin. Atas penolakan itulah selanjutnya pihak perusahaan mengundang masyarakat dan terungkap jika pelaksanaan seismik harus dikordinasikan bersama pemerintah dan tokoh masyarakat setempat melalui anggaran yang disediakan.

"Setiap pelaksanaan kegiatan seismik ada anggaran pendampingan untuk masyarakat sebesar Rp 75 ribu per orang," ungkap Kuwu Sleman, Narwedi, Senin (1/2).

Menurutnya, para pendamping masyarakat desa sebelumnya tidak dilibatkan saat aktivitas seismik masuk ke lahan milik warga, namun setelah kemarin dikumpulkan, anggaran tersebut sudah dipersiapkan sekalipun pada praktiknya petugas pendamping Desa Sleman hanya berjumlah delapan orang.

Tetapi sebelumnya pihak desa tidak dilibatkan, sehingga muncul persoalan penolakan warga karena dianggap tidak menempuh izin masuk lokasi.Ia menanmbahkan, sebelum masalah dana pendampingan itu disampaikan oleh pihak Pertamina, pihaknya tidak mengetahui secara jelas, sehingga karena tak dikawal oleh pemdes ahirnya mendapat penolakan dari masyarakat.

Ia menjelaskan, dugaan adanya dana pendampingan ditilep oleh oknum lapangan kentara saat pelaksanaan seismik di Desa Sleman yang tanpa adanya petugas pendamping. Senada, Tokoh Pemuda Desa Sleman, Sodikin membenarkan penjelasan Kuwu Sleman tersebut, dan usai terbongkar masalah anggaran pendamping, ahirnya ia juga masuk dalam tim petugas pendamping desa.


Penulis : Ihsan
Sumber : Fajarnews
Powered by Blogger.