Kerugian Banjir di Indramayu Sekitar Rp 3,1 miliar
Banjir Indramayu |
Untuk kerugian rumah rusak, nilainya sebesar Rp 2.140.000.000. Jumlah
rumah yang rusak akibat banjir sebanyak 62 unit. Rumah yang rusak itu
berasal dari Kecamatan Jatibarang dan Kecamatan Lohbener. Kecamatan
Jatibarang merupakan kecamatan yang terbanyak mengalami kerusakan rumah,
yakni 61 unit. Kerusakan rumah di Kecamatan Jatibarang seluruhnya
berada di Desa Pilangsari.
“Ini hanya estimasi jumlah rumah rusaknya saja. Belum memperhitungkan perabotan di dalamnya yang mengalami kerusakan,” kata dia.
Sementara untuk kerugian sawah, nilainya sebesar Rp1.004.000.000.
Pada saat banjir pertama kali terjadi, BPBD Indramayu mencatat sebanyak
251 hektare lahan sawah terendam.
Sawah yang terendam itu tersebar di 7 kecamatan, yakni Kecamatan
Jatibarang (15 hektare), Kecamatan Lohbener (100 hektare), Kecamatan
Sindang (73 hektare), Kecamatan Pasekan (10 hektare), Kecamatan
Kertasemaya (5 hektare), Kecamatan Sukagumiwang (30 hektare), dan
Kecamatan Indramayu (18 hektare).
Dia menambahkan, pada saat banjir pertama kali terjadi, terdapat
4.449 jiwa pengungsi, dengan rumah yang terendam sebanyak 4.951 unit.
Pengungsi itu berasal dari 3 kecamatan, yakni Kecamatan Jatibarang
(3.432 jiwa), Kecamatan Lohbener (600 jiwa), dan Kecamatan Kertasemaya
(417 jiwa).
“Bencana banjir di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, merupakan
yang paling parah. Pasalnya, tanggul pengaman banjir sepanjang 200 meter
dengan ketinggian 3 meter jebol,” ujarnya.
Sementara tanggul yang jebol itu berdekatan dengan pemukiman.
Akibatnya, pemukiman penduduk langsung terendam secara tiba-tiba. Selain
itu, tanggul di Desa Pilangsari juga berdekatan dengan jalur pantura,
dimana jalur tersebut dianggap vital karena merupakan sarana
perekonomian bagi sejumlah daerah.
Kemudian terdapat sawah yang terendam, dimana sawah tersebut pada dasarnya merupakan sarana masyarakat untuk mencari nafkah.
“Apabila sektor perekonomian terganggu, akan menimbulkan dampak
terhadap kerawanan sosial, seperti kemiskinan, urbanisasi, maupun
migrasi,” tuturnya.
Penulis: Muhammad Ashari/A-89
Sumber: PRLM
Post a Comment