Uang Investasi 5 Miliar RSUD Indramayu Belum Jelas
Indramayu (PRLM) - Investasi senilai Rp 5 miliar yang sempat bermasalah dari RSUD 
Indramayu, sehingga turut menyebabkan arus keuangan Pemkab Indramayu 
mendapatkan opini disclaimer dari BPK, sampai saat ini masih belum 
jelas.
Direktur RSUD Indramayu, Deden Bonnie Koswara mengatakan, sampai saat
 ini belum ada pengembalian uang senilai Rp 5 miliar tersebut ke kas 
RSUD. Dia mengaku belum mengetahui secara jelas mengenai detail 
investasi jangka pendek tersebut.
Dia mengatakan, berdasarkan berkas dari BPK yang sempat dibacanya, 
ada indikasi penipuan dalam investasi jangka pendek untuk pengembangan 
rumah sakit tersebut. Namun demikian, dia mengaku tidak mengetahui 
detailnya seperti apa.
"Indikasi ada ke situ, ada unsur penipuannya. Tapi, kalau detailnya belum paham," kata dia, Rabu (3/9/2014).
Dia mengatakan, seandainya kas tersebut masih tersimpan di RSUD, bisa
 mendongkrak target pendapatan berada di kisaran Rp 90 miliar. Saat ini,
 target pendapatan RSUD ditetapkan di angka Rp 85 miliar dari asalnya Rp
 60 miliar. Adapun realisasi yang telah tercapai hingga 30 Mei 2014 
sebesar Rp 29 miliar.
Menurutnya, penetapan target pada tahun ini harus direvisi dari Rp 60
 miliar ke Rp 85 miliar karena adanya sejumlah pos pendapatan yang bisa 
melampaui target awal. Selain pos pendapatan rutin seperti biaya 
perawatan, terdapat pos pendapatan dari silpa senilai Rp 4 miliar, 
Jamkesmas yang belum dibayarkan pada tahun kemarin senilai Rp 10,5 
miliar, dan program kesehatan Pemkab Indramayu yang juga akan dibayarkan
 senilai Rp 3 miliar.
Deden menambahkan, sejauh ini pelayanan rumah sakit belum terganggu 
akibat adanya kasus tersebut. Menurut dia, rencana pengembangan masih 
akan dilakukan, terutama pada awal tahun 2015.
"Saat ini perencanaan dulu, masih proses. Yang pasti, ke depannya, 
sumber pembiayaan pengembangan rumah sakit ini harus jelas," tuturnya.
Dia menuturkan, rencana pengembangan yang akan dilakukan pihaknya 
adalah pembangunan ruang rawat inap bedah kelas 3, serta pembangunan 
poliklinik. Menurutnya, pembangunan rawat inap akan memakan biaya Rp 1,7
 miliar, dengan anggaran dari APBD Indramayu. Sementara pembangunan 
poliklinik memakan biaya Rp 11,5 miliar, dengan bantuan dari Pemprov 
Jabar. "Saat ini masih direncanakan. Pastinya mulai berjalan pada 2015 
nanti," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, adanya investasi jangka pendek yang tidak 
bisa dipertanggungjawabkan membuat pengelolaan keuangan rumah sakit 
menjadi bermasalah. Bupati Indramayu Anna Sophanah pun menyatakan 
mengganti Plt. Direktur RSUD Indramayu yang saat itu dijabat oleh Zaenal
 Arifin. 



Post a Comment