BBWS Keruk Endapan Lumpur Di Bendungan Bangkir

Indramayu (PRLM) - Lumpur yang mengendap akut di Bendungan Pengendali Banjir di Desa Bangkir, Kecamatan Lohbener, saat ini mulai dikeruk. Pengerjaan dilakukan oleh pihak ketiga dengan pengawasan dari Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung.

Berdasarkan pantauan, Kamis (21/8/2014), tampak dua ekskavator sedang mengeruk lumpur di sungai yang mengarah ke hulu, atau dibalik pintu bendungan.

Dua bulan lalu, tepatnya Rabu ( 25/6/2014), panjang lumpur yang mengendap di sekitar pintu pengendali banjir itu totalnya mencapai 620 meter, dengan ketinggian mencapai 6 meter.

Menurut Pengawas Bendungan Pengendali Banjir dari Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, Sutisno, lumpur yang mengendap di bagian sungai yang mengarah ke hulu sudah sampai 400 meter panjangnya. Di bagian dalam pintu mencapai 20 meter, sedangkan di bagian pintu yang mengarah ke hilir, 200 meter.

Menurutnya, bendungan Pengendali Banjir atau dikenal dengan sebutan Balas Graha ini merupakan bendungan yang mengendalikan masuknya air ke arah Kecamatan Indramayu, Sindang dan Pasekan, dari sungai Cimanuk. Tidak jauh dari Balas Graha, terdapat Bendungan Karet Rambatan yang mengarah ke Kecamatan Cantigi.

Dia mengatakan, saat lumpur mengendap, dua dari tiga pintu pengendali banjir Balas Graha tidak berfungsi. Selama ini, pasokan air dari Sungai Cimanuk itu hanya bisa masuk melalui pintu pengendali nomor dua.

Akibatnya, air yang mengalir untuk persawahan beserta kebutuhan air minum di tiga kecamatan yang merupakan wilayah pusat Indramayu itu sebenarnya tidak maksimal. "Setelah lumpur ini berhasil dikeruk seluruhnya, pintu akan kembali berfungsi," ujarnya.

Dia menyebutkan, pengerukan sudah mulai berjalan sejak Senin (18/8/2014). Adapun lumpur hasil kerukan, menurutnya, kemungkinan besar akan digunakan warga sekitar sebagai bahan untuk membuat lapangan. Tidak jauh dari pintu bendungan, terdapat perkebunan yang tidak terpakai, dimana nantinya akan dibuat menjadi lapangan untuk aktivitas warga.

Pelaksana kegiatan pengerukan dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Darwis mengatakan, pengerukan lumpur itu dilaksanakan begitu mendapatkan laporan dari masyarakat. Menurutnya, telah belasan tahun lamanya tidak pernah ada pengerukan di sekitar bendungan pengendali banjir tersebut.

Dia mengatakan, pengerukan saat ini dilakukan melalui pihak ketiga. Adapun BBWS Cimanuk-Cisanggarung bertugas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatannya saja. Mengenai target penyelesaian, dia mengelak, bahwa pengerjaan tidak dilakukan berdasarkan target, namun tergantung kondisi cuaca.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Air, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Energi Kabupaten Indramayu,

Agus Supriadi menyebutkan, jumlah bendung di Kabupaten Indramayu mencapai sekitar 40 bendung. Dari jumlah tersebut, lebih dari 40% mengalami kerusakan.

Agus menjelaskan, kerusakan itu di antaranya terjadi pada pintu air, badan bendung maupun sayap bendung. Dari seluruh bendung yang mengalami kerusakan tersebut, sekitar sepuluh di antaranya dalam kondisi rusak berat

Menurutnya, beberapa bendung yang mengalami kerusakan berat itu di antaranya bendung Cidempet, Cilege, Tegalbedug dan Limbangan. "Untuk memperbaiki kerusakan pada satu bendung, dibutuhkan anggaran diatas Rp 2 miliar," tuturnya.
Powered by Blogger.