Wacana Pencabutan Subsidi Pupuk Beratkan Petani
Indramayu (PRLM) - Kalangan pelaku pertanian menilai wacana yang dilontarkan oleh
Menteri Pertanian Suswono soal penghapusan subsidi pupuk terlalu riskan
bila diterapkan pada saat ini. Kajian yang komprehensif harus dilakukan
sebelum menerapkan wacana tersebut menjadi sebuah kebijakan.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Indramayu, Sutatang
mengatakan, bila wacana tersebut diimplementasikan, keuntungan yang
dibawa petani akan semakin sedikit, bahkan tidak ada. Hal itu dia
sebutkan dengan merujuk kepada harga gabah yang saat ini berada di
kisaran Rp 4.500/Kg.
"Pencabutan subsidi pupuk akan membuat modal tanam yang harus
dikeluarkan petani jadi melonjak. Padahal, harga jual gabah saat panen
tidak dapat dipastikan selalu tinggi," ujarnya, Selasa (15/7/2014).
Dia menambahkan, persoalan subsidi pupuk juga berkaitan dengan modal
tanam. Menurutnya, dengan menggunakan pupuk subsidi, modal tanam yang
harus dikeluarkan petani rata-rata Rp 5 juta per hektare. Namun jika
subsidi dicabut, maka modal yang harus dikeluarkan menjadi Rp 7 juta –
Rp 8 juta per hektare.
Sutatang mengatakan, alasan Mentan Suswono berwacana mencabut subsidi
pupuk karena program tersebut dianggap tidak efektif dan rawan
penyimpangan.
Dia menilai, pemerintah seharusnya memperkuat Komisi Pengawas
Pendistribusian Pupuk alih-alih mencabut subsidi pupuk, bila memang
alasannya adalah proses subsidi tidak efektif dan rawan penyimpangan.
"Kalau memang dianggap ada faktor penyimpangan atau tidak efektif, ya
unsur pengawasannya yang dibenahi, dengan pihak-pihak terkait,"
katanya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jawa Barat,
Entang Sastraatmadja mengatakan, meski wacana yang dikeluarkan Mentan
Suswono menyebutkan adanya pengalihan anggaran subsidi pupuk kepada
infrastruktur pertanian, sebaiknya harus ada kajian terlebih dahulu
mengenai kemungkinannya.
"Persoalan penghapusan subsidi saat ini bisa dijadikan sebuah wacana.
Sebagai bahan pemikiran, meski pengimplementasiannya tidak mudah. Akan
tetapi, subsidi pupuk jangan dihentikan dulu," ujarnya.
Dia mengatakan, subsidi pupuk dalam lingkungan pertanian di Indonesia
sudah berlangsung lama. Adanya subsidi pupuk juga sudah memberikan
kesempatan kepada para petani untuk meningkatkan produksinya, sehingga
pada gilirannya hal itu membantu meringankan kehidupan mereka.
"Sekarang, kalau misalnya pemerintahan yang baru didorong untuk
menghapuskan subsidi pupuk pada tahun depan, dikhawatirkan itu
terjadinya tiba-tiba. Petani tidak siap. Bahkan bisa saja petani
menghadapi musibah," ujarnya.
Post a Comment