Dodol Buah Mangrove Oleh-Oleh dari Indramayu

Indramayu (rol) - Dodol berbahan buah mangrove (bakau) ternyata cukup diminati oleh warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sehingga membuka peluang usaha masyarakat setempat.

Rastono, salah seorang pengolah makanan berbahan buah mangrove di Indramayu, Selasa (17/6), mengatakan, dodol berbahan buah mangrove cukup diminati oleh masyarakat Indramayu, sehingga peluang usaha tersebut menjanjikan, karena bahan baku melimpah dengan memanfaatkan hutan mangrove di pesisir utara.

Menurut dia, dodol olahan buah mangrove memiliki rasa natural, tahan lama, mampu bersaing dengan dodol daerah lain berbahan tepung biasa, harapannya bisa dipasarkan di Jakarta dan Bandung. Buah mangrove diolah menjadi tepung, kata dia, sekitar 70 persen bahan tepung tersebut dijadikan dasar dodol, setelah dicampur gula pasir dan pewarna makanan alami, sehingga aman dikonsumen karena tidak menggunakan bahan kimia.

Sementara itu Julianto, salah seorang nelayan tradisional di Indramayu mengaku, olahan makanan berbahan buah mangrove mulai dikembangkan nelayan setempat harapannya membuka peluang usaha bagi mereka, sehingga tidak mengandalkan hasil tangkapan. Kini, masyarakat Indramayu, mencoba memanfaatkan hutan mangrove sepanjang pantai utara, dengan usaha mengolah aneka makanan untuk konsumsi masyarakat setempat.

Olahan makanan berbahan buah mangrove, kata dia, sederhana, mudah dan ekonomis, karena bahan bakunya melimpah dengan memanfaatkan tanaman mangrove sepanjang pesisir.

Sementara itu, Johansyah warga Indramayu lain mengaku, mangrove atau bakau yang banyak tumbuh di pesisir pantai utara Indramayu, kini buahnya mulai dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, mereka mengolahnya menjadi dodol dan kerupuk. Selain bermanfaat sebagai bahan baku makanan, kata dia, hutan mangrove akan membantu bagi nelayan tradisional dengan alat tangkap sederhana, karena keberadaan hutan bisa sebagai tempat berkumpulnya ikan-ikan kecil serta menahan abrasi pantai.
Powered by Blogger.