Breakwater Pantai Balongan Perlahan Habis Tergerus

Indramayu - Sekitar separuh tembok penahan ombak sepanjang 200 meter di Pantai Balongan, Desa/Kecamatan Balongan 2, Kabupaten Indramayu, tampak ambrol tergerus ombak. Sejumlah masyarakat yang biasa berjualan di sana mengkhawatirkan tembok itu bisa hancur bila gelombang air laut sedang tinggi-tingginya.

Berdasarkan pantauan “PRLM”, Jumat (8/3/2014), bagian tembok penahan ombak itu terbentang melengkung mengikuti garis pantai. Di ujung bagian tembok penahan yang mengarah ke pelabuhan milik Pertamina ke arah timur, tampak tumpukan batu berserakan ke arah lepas pantai. Seiring dengan berserakannya bebatuan karena terhantam ombak, tembok yang dipasang di atas bebatuan itu pun ada yang ambrol.

Adanya tembok penahan ombak yang ambrol itu memunculkan keluhan dari masyarakat yang sehari-harinya beraktivitas di sekitar pantai. Mereka umumnya mengkhawatirkan tembok penahan ombak itu perlahan-lahan bisa hancur seluruhnya bila tidak kunjung ada perawatan berkala. Pasalnya, bila tembok itu hancur, dipastikan abrasi di wilayah Pantai Balongan akan semakin dalam jangkauannya.

Darsono (48), warga RT 5 RW 2, Desa/Kecamatan Balongan, mengatakan, tembok penahan ombak itu mulanya dibangun melalui dana dari Pertamina. Namun pengerjaannya diserahkan kepada pihak kontraktor.

Pembangunannya sendiri berlangsung pada tahun 2004 silam. Dia mengatakan, sebelum serah terima berlangsung, pihak kontraktor rutin melakukan perawatan. Akan tetapi, begitu serah terima usai, perawatan berkala tidak pernah lagi dilakukan.

“Hanya sekitar satu tahun setelah pembuatan tembok itu rampung, perlahan tembok mulai terkikis oleh ombak. Bebatuan yang dipasang mulai ambrol hingga sekarang,” ujarnya saat ditemui, Jumat (8/3/2014).

Dia mengatakan, salah satu penyebab utama mengapa tembok itu lekas ambrol adalah karena jenis bebatuan yang dipasang tidak tepat. Menurutnya, jenis bebatuan untuk tembok penahan ombak itu kebanyakannya adalah jenis batu kapur. 

Bebatuan jenis itu ukurannya kecil-kecil. Dia mengatakan, jenis bebatuan yang tepat untuk dipakai sebagai penahan ombak adalah bebatuan bolder. Pasalnya, bebatuan jenis itu ukurannya besar-besar.

“Lebarnya bisa sekitar satu meter, sedangkan panjangnya bisa mencapai 2 meter. Sementara bebatuan yang dipakai sekarang ukurannya kecil-kecil. Tidak kuat dia menahan ombak. Lumpur tanah itu banyak masuk ke sela-selanya,” kata dia.

Dia mengkhawatirkan bila gelombang ombak yang besar menerjang, tembok itu akan semakin ambrol. Menurutnya, gelombang ombak akhir-akhir ini relatif tenang setelah hujan yang mengguyur Indramayu beberapa pekan silam.

Sementara itu, Wawan (46), warga lainnya di Desa Balongan mengatakan, bebatuan yang dipakai sebagai bahan tembok penahan ombak itu tidak memakai ring kawat. Akibatnya, bebatuan yang telah disusun relatif mudah ambrol dan berserakan ke arah lepas pantai.

“Biasanya kalau gelombang sedang tinggi, airnya itu bisa sampai melewati tembok. Saya biasanya langsung meninggalkan warung saja, takut kenapa-kenapa,” ujar pria yang sempat turut serta menjadi pekerja dalam pembangunan tembok penahan ombak pada 2004 silam itu.

Warung milik Wawan lokasinya memang berdekatan dengan bibir pantai. Bahkan, tembok penahan ombak itu berada persis di belakang warungnya. Dia menuturkan, sebelum dibangun tembok penahan ombak, wilayah di seputar warung tempatnya berjualan saat ini dipenuhi oleh air laut. “Adanya tembok penahan tanah itu merupakan keinginan warga agar abrasi tidak semakin parah,” katanya.

Jarak antara tembok penahan ombak saat ini dengan wilayah yang tergenang air laut akibat abrasi sebelumnya mencapai sekitar 100 meter. Saat ini pun, masih terdapat air laut yang terus merengsek ke dalam karena tidak tertahan tembok penahan ombak. 

Namun di lokasi bibir pantainya, saat ini dipasang batu kaki tiga untuk menahan abrasi. Batu kaki tiga itu dipasang melalui dana dari Pemkab Indramayu. (PRLM)
Powered by Blogger.