Sebagian Warga Indramayu Kecewa Tak Dapat BLSM
Indramayu - Sejumlah warga miskin di Kabupaten Indramayu harus gigit jari setelah
mengetahui tak masuk dalam daftar penerima bantuan langsung sementara
masyarakat (BLSM). Padahal, mereka sudah mengharapkan bantuan itu sejak
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diumumkan pemerintah.
‘’Ya jelas sangat-sangat kecewa,’’ ujar seorang warga RT 02 RW 05 Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Emi, Selasa (2/7).
Emi mengatakan, BLSM itu diharapkan mampu mengurangi beban kehidupan ekonomi keluarganya. Pasalnya, selain harga BBM yang naik, berbagai kebutuhan pokok di pasar maupun ongkos transportasi juga naik.
Emi pun mengaku tak paham kenapa dia tidak mendapat BLSM. Padahal, dia selama ini menjadi penerima jatah raskin dan menerima bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM beberapa tahun lalu.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Nur. Dia mengatakan, harus menelan kekecewaan karena tak mendapat BLSM. ''Harga BBM dan sembako naik, ongkos angkot juga naik. Tapi BLSM malah nggak dapet,'' keluh Nur. Dia mengatakan, suaminya hanya bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan yang tidak menentu.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Republika di Kantor Pos Indramayu, ratusan warga miskin mengantri untuk mendapatkan BLSM. Untuk menghindari kericuhan, pihak kantor pos akhirnya menjadwal pembagian BLSM untuk tiga desa setiap harinya.
Namun, di antara warga yang menerima BLSM, tak sedikit yang datang dengan mengendarai sepeda motor dan mengenakan perhiasan emas. Bahkan, adapula yang datang dengan mengendarai sepeda motor matic keluaran bulan Mei 2013.
Di Kabupaten Indramayu, penerima manfaat yang masuk dalam daftar rumah tangga sasaran (RTS) mencapai 174.002 RTS. (Lilis/ROL)
‘’Ya jelas sangat-sangat kecewa,’’ ujar seorang warga RT 02 RW 05 Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Emi, Selasa (2/7).
Emi mengatakan, BLSM itu diharapkan mampu mengurangi beban kehidupan ekonomi keluarganya. Pasalnya, selain harga BBM yang naik, berbagai kebutuhan pokok di pasar maupun ongkos transportasi juga naik.
Emi pun mengaku tak paham kenapa dia tidak mendapat BLSM. Padahal, dia selama ini menjadi penerima jatah raskin dan menerima bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM beberapa tahun lalu.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Nur. Dia mengatakan, harus menelan kekecewaan karena tak mendapat BLSM. ''Harga BBM dan sembako naik, ongkos angkot juga naik. Tapi BLSM malah nggak dapet,'' keluh Nur. Dia mengatakan, suaminya hanya bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan yang tidak menentu.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Republika di Kantor Pos Indramayu, ratusan warga miskin mengantri untuk mendapatkan BLSM. Untuk menghindari kericuhan, pihak kantor pos akhirnya menjadwal pembagian BLSM untuk tiga desa setiap harinya.
Namun, di antara warga yang menerima BLSM, tak sedikit yang datang dengan mengendarai sepeda motor dan mengenakan perhiasan emas. Bahkan, adapula yang datang dengan mengendarai sepeda motor matic keluaran bulan Mei 2013.
Di Kabupaten Indramayu, penerima manfaat yang masuk dalam daftar rumah tangga sasaran (RTS) mencapai 174.002 RTS. (Lilis/ROL)
Post a Comment