Keluarga Pertanyakan Nasib TKI Indramayu di Suriah



Indramayu - Keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) mempertanyakan nasib kerabat mereka yang bekerja di Suriah. Terdapat ratusan TKI asal Kab. Indramayu di negara yang tengah dilanda konflik tersebut. Tak hanya berkaitan dengan keselamatan, sejumlah keluarga juga mempertanyakan hak tenaga kerja yang tidak dipenuhi.

Seorang keluarga TKI, Kalirih, mengatakan, dirinya belum mengetahui kabar lebih lanjut dari sang anak, Susanti. Sejak berangkat tahun 2005, Susanti belum pernah pulang ke rumah. "Sudah tujuh tahun belum pulang," ujar Kalirih ditemui di rumahnya, Blok Kuburan Desa Dadap Kec. Juntinyuat Kab. Indramayu, Senin (18/6).

Dituturkannya, Susanti diberangkatkan PT Dwi Moro Langgeng, penyalur jasa tenaga kerja yang bertempat di Jakarta. Perempuan kelahiran Karangampel, 10 April tersebut hingga saat ini belum pernah kembali ke rumah ataupun mengirim uang untuk keluarga.

Kabar terakhir didapat keluarga pada April 2012. Saat itu, dia mengabarkan adanya persoalan ketenagakerjaan yang dialami. Gaji tidak diperoleh sesuai harapan. Kementerian Luar Negeri pun ikut turun tangan menyelesaikan persoalan ini. Keluarga di Indramayu mendapat surat keterangan mengenai penyelesaian kasus tersebut.

Namun kekhawatiran Kalirih bertambah ketika mendengar kabar adanya konflik di Suriah. Terlebih karena selama beberapa waktu terakhir, sang anak belum memberi kabar. Maka dia berharap, pemerintah bisa membantu kepulangan sekaligus penyelesaian hak-hak ketenagakerjaan yang seharusnya diperoleh Susanti.

Jumlah tenaga kerja asal Indramayu yang bekerja di Suriah tidak sedikit. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kab. Indramayu, Wawang Irawan mengatakan, pada 2011, tercatat 431 tenaga kerja perempuan yang berangkat ke negara tersebut. Angka tersebut belum termasuk dengan mereka yang berangkat tanpa sepengetahuan dinas terkait.

Kemudian sejak awal 2012, sedikitnya ada delapan keluarga TKI yang melapor kepada Dinsosnakertrans mengenai kerabat mereka yang bekerja di Suriah. Selain meminta kejelasan kabar, mereka juga mempertanyakan gaji yang belum diperoleh.

Khusus berkaitan dengan konflik yang terjadi di Suriah, Wawang mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi di tingkat pusat. Namun hingga saat ini belum ada respons lebih lanjut. Dia juga mengimbau kepada keluarga TKI yang bekerja di Suriah untuk melapor ke dinas untuk memudahkan koordinasi."Kami sudah berkomunikasi, baik dengan BNP2TKI, Kemenakertrans maupun Kementerian Luar Negeri, sedang diproses," ujarnya. (sumber)
Powered by Blogger.