Belasan Hektar Sawah Terendam di Indramayu
Indramayu - Hujan yang mengguyur wilayah Pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, selama empat hari berturut turut mengakibatkan belasan hektar sawah terendam banjir.
Kepala Desa Sukra Wetan Warim di Indramayu, Kamis, mengatakan, hujan selama empat hari terus mengguyur daerah Pantura Indramayu, sehingga menyebabkan sekitar 12 hektar sawah di desanya terendam banjir, padahal padi belum lama ditanam.
"Tanaman padi yang terendam padi diperkirakan baru berumur kurang dari satu bulan. Jika air tidak surut khawatir tanaman padi tersebut membusuk, sehingga gagal panen,"katanya.
Dikatakannya, petani sering mendapat gangguan terutama masalah air. Pada musim kemarau kekeringan sementara saat musim hujan banjir
melanda kawasan pertanian di Indramayu.
"Biasanya petani dalam menanggulangi banjir menyedot air tersebut dibuang kealiran sungai, namun jika hujan terus mengguyur mereka hanya pasrah menunggu hingga hujan reda,"katanya.
Cara pompanisasi memang dapat menyurutkan air banjir namun jika hujan terus menurus tidak dapat mereka lakukan. Semenjak musim tanam hingga sekarang curah hujan masih tetap tinggi, padahal berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya Januari tepat tanam.
Sementara itu Castem salah seorang petani di Indramayu bagian barat mengeluhkan hujan yang terus mengguyur lahan pertanian karena tanaman padi yang berusia di bawah satu bulan tidak tahan genangan air.
"Tanaman padi jika terus terendam banjir biasanya membusuk, sehingga petani sering merugi meski ada kesempatan mereka untuk tanam kembali, lagi pula saat ini biaya cukup tinggi,"katanya.
Sejumlah petani di Desa Karang Tumaritis Kecamatan Haurgeulis terhidar dari kegagalan masa tanam, karena rata-rata petani setempat telah mengubah tanaman dari padi ke jeruk mipis.
Kepala desa setempat Marno menerangkan, tanaman jeruk mipis cukup menguntungkan petani, selain harga jeruk mipis dipasaran stabil, tanaman tersebut tahan berbagai serangan hama, meski terendam banjir tanaman jeruk mipis kuat.
"Harga jeruk mipis saat ini sekitar dari Rp 6000 per kilogram, sebelumnya sempat naik hingga Rp 8000 per kilogram, kesejahteraan petani jeruk mipis jauh lebih baik dibanding petani yang menanam padi,"katanya.
Lahan pertanian jeruk mipis saat ini sekitar dari 200 hektare, sebelumnya petani tanam padi, namun kini mereka beralih menekuni dan terus mengembangkan tanaman jeruk mipis tersebut karena pemasarannya sangat mudah. (Ant)
Kepala Desa Sukra Wetan Warim di Indramayu, Kamis, mengatakan, hujan selama empat hari terus mengguyur daerah Pantura Indramayu, sehingga menyebabkan sekitar 12 hektar sawah di desanya terendam banjir, padahal padi belum lama ditanam.
"Tanaman padi yang terendam padi diperkirakan baru berumur kurang dari satu bulan. Jika air tidak surut khawatir tanaman padi tersebut membusuk, sehingga gagal panen,"katanya.
Dikatakannya, petani sering mendapat gangguan terutama masalah air. Pada musim kemarau kekeringan sementara saat musim hujan banjir
melanda kawasan pertanian di Indramayu.
"Biasanya petani dalam menanggulangi banjir menyedot air tersebut dibuang kealiran sungai, namun jika hujan terus mengguyur mereka hanya pasrah menunggu hingga hujan reda,"katanya.
Cara pompanisasi memang dapat menyurutkan air banjir namun jika hujan terus menurus tidak dapat mereka lakukan. Semenjak musim tanam hingga sekarang curah hujan masih tetap tinggi, padahal berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya Januari tepat tanam.
Sementara itu Castem salah seorang petani di Indramayu bagian barat mengeluhkan hujan yang terus mengguyur lahan pertanian karena tanaman padi yang berusia di bawah satu bulan tidak tahan genangan air.
"Tanaman padi jika terus terendam banjir biasanya membusuk, sehingga petani sering merugi meski ada kesempatan mereka untuk tanam kembali, lagi pula saat ini biaya cukup tinggi,"katanya.
Sejumlah petani di Desa Karang Tumaritis Kecamatan Haurgeulis terhidar dari kegagalan masa tanam, karena rata-rata petani setempat telah mengubah tanaman dari padi ke jeruk mipis.
Kepala desa setempat Marno menerangkan, tanaman jeruk mipis cukup menguntungkan petani, selain harga jeruk mipis dipasaran stabil, tanaman tersebut tahan berbagai serangan hama, meski terendam banjir tanaman jeruk mipis kuat.
"Harga jeruk mipis saat ini sekitar dari Rp 6000 per kilogram, sebelumnya sempat naik hingga Rp 8000 per kilogram, kesejahteraan petani jeruk mipis jauh lebih baik dibanding petani yang menanam padi,"katanya.
Lahan pertanian jeruk mipis saat ini sekitar dari 200 hektare, sebelumnya petani tanam padi, namun kini mereka beralih menekuni dan terus mengembangkan tanaman jeruk mipis tersebut karena pemasarannya sangat mudah. (Ant)
Post a Comment