Sebagian Besar TKI Indramayu Tidak Tercatat Resmi



Indramayu - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu mencatat hanya 10 persen dari jumlah tenaga kerja asal wilayah itu yang terdaftar resmi ke luar negeri. Sisanya, tidak pernah tercatat dan dibawa kabur langsung ke Jakarta. "Pada 2009 lalu, jumlah TKI asal Kabupaten Indramayu yang tercatat di dinas kami hanya sebesar 4.676 orang," kata Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu Kamud.

Jumlah ini didominasi kaum perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sejumlah negara, termasuk di negara jazirah Arab.

Kamud mengemukakan, jumlah yang tercatat itu hanyalah 10 persen dari seluruh TKI asal Kabupaten Indramayu yang bekerja di luar negeri. "Banyak sekali tenaga kerja yang tidak tercatat di dinas yang kami pimpin," katanya.

Penyebabnya karena banyaknya orang, yang sering disebut sponsor oleh warga, berkeliaran hingga ke pelosok-pelosok desa terpencil di Kabupaten Indramayu. Setelah berhasil, sponsor ini pula yang membawa calon tenaga kerja tersebut ke daerah lain. Tujuannya selama ini banyak ke Jakarta. "Jadi tidak heran, banyak kuwu (kepala desa) yang mengaku kehilangan warganya ke kami," katanya.

Para sponsor ini langsung membawa calon tenaga kerja yang berhasil direkrutnya ke penampungan sebuah perusahaan tenaga kerja. Mereka itu yang kemudian menampung dan membuat dokumen, termasuk paspor untuk bekerja di luar negeri. "Herannya, perusahaan tersebut bisa mendapatkan paspor untuk TKI padahal untuk pembuatannya dibutuhkan surat rekomendasi dari pemerintah kota atau kabupaten di mana mereka berasal," katanya. Hasilnya dokumen yang dimiliki oleh para calon TKI tersebut asli tapi palsu.

Para TKI yang tidak tercatat ini, menurut Kamud, sering bermasalah. "Tapi kami tetap akan membantu mereka, terutama terkait dengan hak-hak yang selama ini tidak diberikan oleh majikannya," katanya.

Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun dari Kantor Pos Indramayu, uang yang dikirimkan para TKI yang bekerja di luar negeri tersebut nilainya cukup tinggi. Uang hasil kiriman mereka mencapai Rp 1 miliar per hari. (Sumber)
Powered by Blogger.