Petani Indramayu Kembangkan Buah Melon Ekspor Tujuan Singapura



Indramayu - Sejumlah petani di pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mulai mengembangkan buah melon karena selain harganya stabil permintaan buah melon terus meningkat.

Kepala Seksi Produksi Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Ir Anang, kepada wartawan di Indramayu, Sabtu, mengatakan, petani pantura terus mengembangkan buah melon untuk memenuhi permintaan ekspor buah tersebut ke Singapura.

"Permintaan buah melon ke Singapura dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani karena harga ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan harga lokal, namun kualitasnya perlu diperhatikan oleh mereka," katanya.

"Lahan pertanian di dataran pantura Kabupaten Indramayu sangat potensial untuk ditanami buah melon, selain harga buah tersebut stabil, perawatannya sederhana juga dapat menghemat air," katanya.

Dia mengatakan, pengembangan buah melon mulai di daerah Indramayu bagian timur yaitu kecamatan Kertasmaya, Juntiyuat, Krangkeng, selanjutnya tersebar di seluruh kawasan pertanian pantura.

Dia menjelaskan, kendala di lapangan mengembangkan buah melon sulitnya merubah pola tanam petani dari tanaman pokok padi ke tanaman lain seperti buah melon, sayuran dataran rendah, semangka. kedelai hitam padahal secara ekonomis sangat menguntungkan mereka.

"Tanam padi petani butuh waktu empat bulan hingga bisa panen, selian itu perawatannya sulit karena memerlukan pasokan air yang cukup sedangkan tanaman holtikultura masa penanamanya lebih cepat dan menguntungkan petani," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Ir Toto Kusmanto mengaku, sulitnya merubah pola tanam petani dari tanaman padi ke tanaman lain menjadi kendala dalam mengembangkan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, padahal holtikultura dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dia menjelaskan, tanaman padi butuh waktu panen hingga kurang dari empat bulan, petani butuh modal cukup besar untuk merawat tanaman padi tersebut, selain pasokan air harus terpenuhi, sementara daerah pantura sering mengalami kekeringan jika musim penghujan berhenti.

"Kekeringan di pantura Indramayu merupakan penyebab gagal panen, jika petani mengubah pola tanam ke tanaman yang dapat menghemat air mereka terhindar dari kerugian," katanya.

Anwar salah seorang petani di Indramayu mengaku, menanam padi sering gagal panen baik kekeringan, serangan hama tikus, hama wereng, namun petani pantura tidak kapok dan masih tinggi minat mereka menanam padi.

Dikatakannya, merubah pola tanam dari padi ke tanaman lain sulit karena pemikiran sebagian petani, padi lebih mudah menjual, selain itu tanam padi hanya memelihara saat padi berumur kurang dari satu bulan selanjutnya tinggal menunggu hasil panen tanpa perawatan khusus. (Ant)
Powered by Blogger.