Harga Beras Mahal Karena Petani Simpan Gabah



Indramayu - Kenaikan harga beras antara lain disebabkan keengganan petani untuk menjual gabahnya saat panen gadu ini. Mereka memilih menahan menunggu hingga harga gabah lebih tinggi lagi.

Seperti diungkapkan petani asal Desa Manguntara, Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu, Wamardi, Kamis (12/8). "Gabah ini tidak akan saya jual dulu," katanya. Dari satu hektar lahan miliknya, Mawardi mengaku menghasilkan sekitar 8 ton gabah kering panen. Semuanya akan dijemur untuk disimpan.

Mawardi mengaku sengaja menyimpan gabah miliknya menunggu hingga harga gabah kembali tinggi. "Sekarang memang sudah tinggi, tapi kemungkinan gabah akan terus naik," katanya. Setelah gabah sudah benar-benar tinggi, barulah Mawardi berencana untuk menjual gabahnya sedikit demi sedikit.

Ia pun mengaku masih harus menyimpan beberapa kwintal untuk kebutuhan di rumah. "Saya dan keluarga juga butuh makan," katanya. Kalau dijual semua, ia takut justru tidak bisa lagi membeli harga beras yang semakin hari semakin mahal.

Sementara itu dari Kabupaten Cirebon dilaporkan seorang pemilik penggilingan di daerah Sedong, Kabupaten Cirebon mengaku sudah membeli gabah seharga Rp4 ribu/kg. "Saya beli gabah dari petani di wilayah Timur seharga Rp4 ribu/kg," katanya.

Harga gabah tersebut naik dari sebelumnya Rp3.800/kg. Toto pun memprediksi jika harga gabah akan terus naik bahkan hingga mencapai Rp5 ribu/kg. "Karena sekarang paceklik, jadi harga gabah semakin tinggi," katanya.

Petani pun, lanjut Toto, sudah semakin pintar. Mereka memilih untuk menyimpan gabahnya terlebih dahulu menunggu hingga harga gabah semakin tinggi. "Mereka bahkan menjemurnya dahulu sehingga harga gabah semakin tinggi," kata Toto yang mengaku setiap hari bisa menggiling hingga 10 ton gabah untuk dikirimkan ke sejumlah pasar tradisional di Cirebon dan Jakarta. (sumber)
Powered by Blogger.