Mahasiswa Desak Bupati Batalkan Kenaikan Tarif PDAM



Indramayu - Ratusan mahasiswa di Indramayu desak bupati mencabut perbup (Peraturan Bupati) yang menjadi dasar hukum atau bemper direksi PDAM menaikkan tarif air minum yang berlaku sejak Oktober 2009, dinilai terlalu mahal..

Alasan pencabutan perbup itu, diungkap ratusan mahasiswa dalam unjuk rasa menentang perbup tentang kenaikkan tarif air PDAM yang digelar di gedung DPRD, Pemkab Indramayu, Senin (2/1).

Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa menarik perhatian masyarakat Kota Indramayu. Mengetahui mahasiswa demo membela kepentingan rakyat kecil, masyarakat di Kota Indramayu spontan nuraninya terpanggil untuk bergabung dan mendukung aksi mahasiswa itu.

Menurut mahasiswa, perbup tentang kenaikan tarif air PDAM itu merupakan kebijakan yang tidak populis. Dampaknya jelas menurunkan kepercayaan masyarakat, terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang sedang berjalan.

“Sudah sewajarnya, perbup tentang kenaikan tarif air PDAM itu dicabut, Karena pengaruhnya menyengsarakan masyarakat,” ujar mahasiswa.

Aksi unjuk rasa mahasiswa Indramayu itu, digelar untuk yang kesekian kalinya. Sebelumnya, ratusan mahasiwa sepertinya tak pernah kenal lelah berunjuk rasa, menuntut bupati mencabut perbup kenaikan tarif air PDAM. Namun agaknya, aspirasi ratusan mahasiswa itu hanya dicuekin. Bahkan dianggap angin lalu saja.

“Kami akan tetap berunjuk rasa sampai perbup yang sangat memberatkan masyarakat itu dicabut atau dibatalkan,” kata mahasiswa.

Sementara itu, ibu-ibu rumah tangga dijumpai Pos Kota mengemukakan, sebelum naiknya tarif air PDAM, membayar rekening air bersih berkisar Rp 90 ribu sampai Rp 130 ribu sebulan. Tapi setelah tarif naik, berlaku sejak Oktober 2009, meroket menjadi Rp 150 ribu bahkan tembus Rp 200 ribu sebulan,” ujarnya. (PK)
Powered by Blogger.