Pemilik Kapal Jemput 5 ABK Selamat
Indramayu - Rasiman, pemilik KM Sri Mulya yang tenggelam dihantam ombak di perairan Ujung Karawang, Selasa (24/11) pagi bertolak ke Jakarta menjemput 5 ABK dan nahkoda yang selamat.
Kepala Kanpel (Kantor Pelabuhan) Indramayu, Sukiman, Selasa (24/11) mengemukakan, informasi tenggelamnya KM Sri Mulya didapat dari Purwanto, Perwira Piket Kantor Adpel Tanjung Priok, melalui telepon, Senin (23/11) malam.
Selasa (24/11) pagi, informasi itu langsung disampaikan ke Rasiman, pemilik KM Sri Mulya yang tenggelam dan mengakibatkan 3 ABK Agus, Ono dan Wasim, hilang.
Menurut Sukiman, sesuai prosedur pelayaran, setelah Adpel Tanjung Priok selesai melakukan pemeriksaan, para ABK dan nahkoda KM Sri Mulya yang selamat itu dikembalikan ke alamat masing-masing. Selasa, ke-5 ABK bersama nahkoda sudah dijemput pemilik kapal dari Pelabuhan Tanjung Priok, untuk dibawa pulang ke Indramayu.
Sesuai Undang-Undang Pelayaran, lanjut Sukiman, apabila mengetahui kecelakaan di laut, siapapun wajib memberi pertolongan. “Siapa lagi yang mau memberi pertolongan. Di laut itu kan tidak ada masyarakatnya.
Siapa yang lebih dahulu mengetahui musibah itu wajib memberi pertolongan,” katanya.
Sebaliknya, jika mengabaikan pertolongan di laut, sesuai bunyi UU Pelayaran, maka orang tersebut bisa diproses secara hukum. (PK)
Kepala Kanpel (Kantor Pelabuhan) Indramayu, Sukiman, Selasa (24/11) mengemukakan, informasi tenggelamnya KM Sri Mulya didapat dari Purwanto, Perwira Piket Kantor Adpel Tanjung Priok, melalui telepon, Senin (23/11) malam.
Selasa (24/11) pagi, informasi itu langsung disampaikan ke Rasiman, pemilik KM Sri Mulya yang tenggelam dan mengakibatkan 3 ABK Agus, Ono dan Wasim, hilang.
Menurut Sukiman, sesuai prosedur pelayaran, setelah Adpel Tanjung Priok selesai melakukan pemeriksaan, para ABK dan nahkoda KM Sri Mulya yang selamat itu dikembalikan ke alamat masing-masing. Selasa, ke-5 ABK bersama nahkoda sudah dijemput pemilik kapal dari Pelabuhan Tanjung Priok, untuk dibawa pulang ke Indramayu.
Sesuai Undang-Undang Pelayaran, lanjut Sukiman, apabila mengetahui kecelakaan di laut, siapapun wajib memberi pertolongan. “Siapa lagi yang mau memberi pertolongan. Di laut itu kan tidak ada masyarakatnya.
Siapa yang lebih dahulu mengetahui musibah itu wajib memberi pertolongan,” katanya.
Sebaliknya, jika mengabaikan pertolongan di laut, sesuai bunyi UU Pelayaran, maka orang tersebut bisa diproses secara hukum. (PK)
Post a Comment