Petani Keluhkan Padi Hampa

Indramayu - Petani di sejumlah sentra produksi di Kab. Indramayu mengeluhkan produktivitas tanaman padi yang merosot pada musim tanam gadu (kedua) tahun ini. Pasalnya, banyak padi yang hampa akibat meluasnya serangan hama. Akibat produksi yang merosot itu, pasokan beras ke Bulog untuk menopang program pengadaan pangan menjadi seret.

Menurut Amsori (46), petani di Desa Wanguk, Kec. Anjatan Kab. Indramayu, Rabu (19/8), mengungkapkan banyaknya gabah hampa itu terjadi akibat serangan hama penggerek batang padi dan hama lainnya. "Dampaknya, setiap satu hektare tanaman padi milik petani yang dipanen terdapat `bapuk` (hampa) sekitar 5% sampai 15%," kata Amsori.

Bahkan, menurut dia, para petani yang kekurangan modal pada saat serangan hama terjadi dan tidak dilakukan upaya penyemprotan, kondisi gabah hampa bisa mencapai antara 20% hingga 30%. Akibatnya, hasil panen yang dalam kondisi normal mencapai antara 4,5 hingga 5 ton per hektare, akibat serangan hama tersebut, hanya bisa menghasilkan antara 3 sampai 3,5 ton. Malah, tidak sedikit yang hanya mampu berproduksi 2,5 ton per hektare.

Menyikapi kondisi tersebut, banyak petani yang bersikap pasrah tidak melakukan penanggulangan dengan obat-obatan pertanian karena untuk mengatasi tanaman padi yang terserang tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Bahkan, tidak jarang uang jutaan rupiah yang dikeluarkan menjadi terbuang karena hama yang menyerang seakan kebal terhadap obat-obatan dan pestisida.

Hal tersebut seperti yang dialami Waspeng dan Rubin, petani di Desa Tegalsembada dan Rawadalem, Kecamatan Tugu. Mereka mengakui para petani di wilayahnya telah mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli obat-obatan dan pestisida untuk memberantas serangan hama yang meluas akhir-akhir ini.

Harga gabah naik

Berdasarkan pemantauan, dampak lain dari banyaknya hasil panen padi hampa, harga gabah di Kab. Indramayu melonjak tajam dalam dua pekan terakhir. Harga gabah kering panen (GKP) di sejumlah sentra produksi padi di Kab. Indramayu berkisar antara Rp 2.900,00 hingga Rp 3.100,00 per kg. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp 3.300,00 hingga Rp 3.400,00 per kg.

Kondisi tersebut jauh melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) yang untuk GKP hanya Rp 2.400,00 per kg dan GKG hanya Rp 3.040,00 per kg. Tingginya harga gabah di pasaran menjadikan program pengadaan pangan pemerintah melalui Bulog terganggu karena para petani memilih menjual gabah dan beras hasil panennya ke pasaran umum.

Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indramayu, H. Takmid, membenarkan adanya serangan hama khususnya wereng batang cokelat pada musim tanam gadu di Kab. Indramayu. Namun, menurutnya, serangan hama tersebut tidak terlalu mengganggu dari sisi produksi.

Sedangkan Kepala Bulog Subdivre Indramayu H. Surasno juga mengakui adanya penurunan pasokan dari petani dan mitra kerja kendati musim panen dari hasil tanam gadu tengah berlangsung.
Powered by Blogger.