Stroke, Ketua PAC PDIP Bongas Meninggal

Diduga Tertekan Akibat Perolehan Suara Anjlok
BONGAS
– Diduga shock berat gara-gara perolehan suara partainya anjlok, Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Bongas, Warso, meninggal dunia, Senin (13/4). Pria berusia 58 tahun ini, tak kuat mendapat tekanan sehingga, penyakit stroke-nya kambuh dan akhirnya berujung kematian.

Sebelum wafat, Warso, sempat menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Bandung selama 3 hari. Namun, serangan penyakit stroke yang dideritanya makin parah dan akhirnya menutup mata sekitar pukul 08.00. Jasad korban tiba di rumah duka, sekitar pukul 14.00 siang.
Sebagai tanda penghormatan, puluhan Satgas PDIP Kecamatan Bongas, mengawal kedatangan ambulans pembawa jenazah dari perempatan Legok, Desa Sukahaji Kecamatan Patrol, menuju kediaman almarhum di Desa Margamulya Blok Gebang Mampang RT 14 RW 04 Kecamatan Bongas.
Iring-iringan Satgas Partai berlambang banteng moncong putih itu cukup menyita perhatian warga. Pasalnya, selain mengenakan seragam lengkap warna hitam, pengawalan dengan belasan kendaraan sepeda motor itu juga membawa serta bendera dan atribut PDIP.
Tiba di rumah duka, isak tangis anggota keluarga dan kerabat almarhum langsung pecah. Bahkan, saat jasad dimandikan, istri korban Surinih (55) dan anak pertama korban Darwinah (38), jatuh pingsan, sehingga harus dipapah ke dalam rumah.
Hasanudin (46) adik korban menuturkan, penyebab kematian kakaknya karena terserang stroke. “Pembuluh darah di kepalanya pecah,” ungkapnya kepada wartawan.
Warso sudah dua kali terserang stroke. Kejadian pertama, sebulan menjelang pemilu. “Bisa sembuh. Keluarga dan kerabat sudah mengingatkan agar tidak terlalu ngotot ngurus partai, supaya penyakitnya tidak kumat lagi,” ujarnya.
Namun, karena sepanjang hidupnya sangat mengidolakan mantan Presiden RI pertama Soekarno dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Warso tetap menunjukkan loyalitasnya sebagai kader partai dan mengacuhkan nasihat tersebut.
Serangan stroke kedua, lanjut Hasanudin, terjadi pada Jumat (10/4) atau sehari pasca pemilu. Kabarnya, korban depresi akibat tekanan dari salah seorang caleg yang melaporkan bahwa hasil perolehan suara PDIP di Kecamatan Bongas jeblok.
“Almarhum jelas nge-drop mendengar kabar itu. Apalagi di desanya suara PDIP selalu menang pada setiap pemilu,” terang Hasanudin.
Tak kuat mendengar kabar itu, kondisi kesehatan Warso langsung menurun. Keluarga bapak 3 orang anak itu, sempat membawanya ke RS Pantura MA Sentot Patrol. Lantaran tidak bisa ditangani, korban akhirnya dibawa balik ke rumah.
Kerabat lainnya menyarankan korban dilarikan ke RS Muhammadiyah Bandung. “Tapi akhirnya meninggal dunia,” pungkas Hasanudin. (kho)
Powered by Blogger.