Rumah Ketua Kompi Diserbu Para Nelayan

Buntut Terus Molornya Kompensasi Pertamina
INDRAMAYU
– Pencairan kompensasi bagi nelayan dan petambak akibat pencemaran crude oil (minyak mentah) terus molor. Pihak Pertamina UP-VI Balongan sampai saat ini belum mencairkan kompensasi yang telah dijanjikan, dengan alasan masih harus melakukan verifikasi faktual.

Dampak dari kejadian ini, puluhan petambak menyerbu kediaman Ketua Koalisi Masyarakat Pesisir Indramayu (Kompi), H Juhadi Muhamad, Kamis (16/4). Kedatangan mereka tidak lain untuk menanyakan tentang pencairan ganti rugi atau kompensasi yang telah dijanjikan Pertamina, namun sampai saat ini belum juga terealisasi.
“Terus terang saya hampir setiap saat selalu ditanya oleh para petambak, kapan kompensasi dari Pertamina akan cair. Saya sudah jelaskan kepada mereka kalau pencairan tinggal menunggu verifikasi faktual, tapi mereka tampaknya sudah terlalu lama menunggu sehingga sudah tak sabar,” ungkapnya.
Juhadi mengaku khawatir kalau para petambak maupun nelayan hilang kesabaran. Apalagi dalam pertemuan itu mereka banyak yang mengusulkan agar kembali turun ke jalan menuntut hak mereka kepada Pertamina yang tak kunjung cair.
Di tempat terpisah, Ketua Komisi A DPRD Indramayu, H Syarif Kaslam, juga ikut prihatin dengan nasib para nelayan dan petambak yang sampai saat ini belum juga menerima kompensasi atas pencemaran crude oil yang telah merugikan mereka. Dikatakan Syarif, pihak Pertamina mestinya jangan terus menerus mengulur-ulur waktu pencairan. Karena masyarakat nelayan dan petambak sudah sangat lama menunggu pencairan dana kompensasi tersebut. Syarif juga meminta pihak Pertamina untuk mempercepat proses verifikasi faktual di lapangan, agar proses pembayaran juga bisa cepat dilakukan.
“Kalau memang yang harus diverifikasi banyak, mestinya Pertamina bisa menambah personal untuk dilibatkan dalam proses verifikasi,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Pertamina berjanji untuk memberikan kompensasi bagi nelayan dan petambak yang lahannya terkena dampak pencemaran crude oil.
Tahapan demi tahapan telah ditempuh. Bahkan besarnya nilai kompensasi juga telah disepakati bersama dan tinggal menunggu proses pembayaran.
Namun sebelum dilakukan pembayaran, pihak Pertamina terlebih dahulu melakukan verifikasi faktual dengan tujuan untuk mencocokkan antara data diatas kertas dengan di lapangan. Sayang sampai sekarang proses verifikasi faktual tersebut tak kunjung selesai. Warga berharap proses verifikasi bisa segera dilaksanakan sehingga proses ganti rugi bisa dinikmati warga. (oet)
Powered by Blogger.