Kesadaran Rendah, Panwascam Bersihkan Sendiri Atribut

Memasuki Masa Tenang, Dilarang Ada Simbol Parpol-Caleg
Kesadaran para caleg (calon anggota legislatif) untuk menertibkan atribut masih sangat rendah. Padahal saat ini sudah memasuki hari tenang, dan harus bebas dari atribut caleg/parpol. Pantauan Radar, Senin (6/4), masih banyak gambar caleg yang terpampang di sejumlah lokasi strategis. Seperti terlihat di sepanjang jalur Karangampel – Patrol, serta di beberapa tempat lainnya.

LAPORAN: KHOLIL IBRAHIM DAN UTOYO PRIE ACHDI DARI INDRAMAYU
KASIE
Ketertiban pada Bakesbanglinmas Kabupaten Indramayu, Dadang Suganda mengatakan, memasuki masa tenang mestinya diharapkan sudah tidak ada lagi atribut parpol dan caleg. Namun kenyataan di lapangan masih banyak atribut caleg dan parpol yang terpampang. Menurutnya, hal ini menunjukkan kalau kesadaran para caleg untuk mematuhi aturan masih sangat rendah.
“Kalau para caleg maupun parpol memiliki kesadaran yang tinggi untuk mematuhi aturan, mestinya mereka yang mengambil inisiatif untuk menurunkan atribut,” tandas Dadang, di sela-sela penertiban atribut caleg, Senin (6/4).
Dalam penertiban yang dilakukan bersama Panwaskab Indramayu tersebut, Dadang mengaku banyak menemui kesulitan di lapangan. Antara lain sulitnya menurunkan atribut caleg yang memiliki ketinggian di atas 30 meter. Seperti bendera parpol yang dipasang di sejumlah tower, atau baliho caleg berukuran raksasa yang terpasang di beberapa tempat.
Sementara Ketua Panwaskab Indramayu, Sugeng Wahyudi mengatakan, pihaknya memang telah bekerjasama dengan Satpol PP untuk melakukan penertiban atribut caleg dan parpol. Ia juga mengaku telah menghimbau panwascam agar melakukan penertiban atribut di wilayah masing-masing.
“Kami juga mengimbau kepada parpol peserta pemilu dan para caleg agar dengan penuh kesadaran segera menurunkan atribut, karena sekarang sudah memasuki masa tenang,” tandasnya.
Dalam penertiban yang dilakukan panwaskab dan satpol PP, Senin (6/4), sejumlah atribut caleg berhasil ditertibkan dan langsung diamankan di kantor panwaskab.
Sementara itu, Panwascam Patrol mengaku kesulitan untuk menertibkan atribut kampanye pada saat memasuki masa tenang.
Tindakan tegas Panwascam dengan mencopot bebagai jenis alat peraga kampanye menjelang hari H pemungutan suara, dirasa belum efektif. Karena kesadaran dan inisiatif dari pengurus parpol maupun milik calon anggota legislatif (caleg) peserta Pemilu 2009, masih rendah. Padahal, jauh-jauh hari Panwascam telah mengedarkan surat pemberitahuan tentang hal itu.
Praktis, pada hari pertama masa tenang, anggota Panwascam yang hanya dibantu para Pengawas Pemilu Lapangan (PPL), terpaksa bekerja sendiri mensterilkan atribut di seluruh wilayah kerjanya.
Hanya segelintir pimpinan parpol dan caleg yang ikut membersihkan atributnya masing-masing. Itupun, mereka yang domisilinya berada di Kecamatan Patrol.
Ketua Panwascam Patrol Mashuri menyatakan, penertiban itu dilakukan dengan segera karena tidak mungkin berharap pada pengurus parpol atau caleg sendiri yang terkesan tenang-tenang saja. Apalagi sanksi bagi parpol hanya sebatas administratif.
“Dengan wilayah yang cukup luas dan atribut yang dipasang sulit untuk dijangkau, tentu saja kami kesulitan,” katanya di sela-sela pembersihan alat peraga kampanye di sepanjang jalur pantura Patrol.
Kendati demikian, pihaknya tetap akan bekerja maksimal dengan menertibkan semua atribut kampanye yang melanggar ketentuan. Mashuri juga berjanji akan menindak bentuk pelanggaran lain yang berhubungan dengan pemilu. Disebutkannya, dari hasil penertiban alat peraga kampanye pihaknya telah mengumpulkan sebanyak 5.011 atribut baik berupa bendera, baliho maupun spanduk.
Dari jumlah tersebut, yang paling banyak adalah atribut milik Partai Golkar dengan jumlah 1.033. Disusul milik PDIP 950, PKB 701 dan PPP 693 atribut. (*)
Powered by Blogger.