Petani Loyang Terisolir
CIKEDUNG, Tidak adanya akses jalan yang memadai, puluhan kepala keluarga (KK) warga di Blok Sanggabuana Desa Loyang Kec. Cikedung Kab. Indramayu terisolir. Kegiatan pertanian yang selama ini menjadi sumber penghasilan, seperti tanaman padi tadah hujan, perkebunan serta hasil alam lainnya sulit dipasarkan.
Berdasarkan pantauan “MD”, Selasa (24/3), sulitnya akses jalan karena nyaris seperti kubangan kerbau pada saat hujan ini menyebabkan banyak hasil bumi yang membusuk, semisal singkong maupun pisang yang hanya bisa diangkut dengan menggunakan sepeda motor.
Seperti dituturkan Kamaludin, tokoh petani setempat, kondisi ini mengakibatkan banyak petani yang mengalami kerugian cukup besar, karena hasil alamnya sulit dipasarkan. Kerusakan jalan yang merupakan akses transportasi utama sepanjang 4 km dari Blok Sanggabuana sebagai pedukuhan warga Hutan Loyang memang nyaris tidak dapat perhatian. “Waktu musim paceklik, kami sempat mengalami rawan pangan. Meski sudah didengar Pak Camat, namun kenyataannya ia hanya mengaku kebakaran jenggot, sementara datangnya bantuan hanya isapan jempol belaka,” tutur dia.
Masyarakat di wilayah ini sangat berharap Pemkab Indramayu dapat menyediakan infrastruktur jalan sebagai sarana dalam mendukung dinamika ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pertanian.
Ahmad Subardjo, Ketua Forum Rakyat Hutan mengaku bila kawasan pertanian hutan selama ini hanya dilirik sebelah mata. “Padahal potensinya bisa mencapai ratusan ton padi, di samping hasil pertanian lain seperti palawija dan sayuran yang bisa dihasilkan di kawasan seluas 1.400 hektare ini,” tandas Ahmad.
Namun disayangkan, perhatian pemerintah berupa infrastruktur jalan desa maupun pembinaan produksi pertanian di kawasan ini nyaris tidak ada. “Kami seakan seperti anak tiri, mulai dari kelangkaan pangan, pupuk hingga bantuan bibit pertanian sama sekali tidak pernah ada,” tandas dia.(C-28)
Berdasarkan pantauan “MD”, Selasa (24/3), sulitnya akses jalan karena nyaris seperti kubangan kerbau pada saat hujan ini menyebabkan banyak hasil bumi yang membusuk, semisal singkong maupun pisang yang hanya bisa diangkut dengan menggunakan sepeda motor.
Seperti dituturkan Kamaludin, tokoh petani setempat, kondisi ini mengakibatkan banyak petani yang mengalami kerugian cukup besar, karena hasil alamnya sulit dipasarkan. Kerusakan jalan yang merupakan akses transportasi utama sepanjang 4 km dari Blok Sanggabuana sebagai pedukuhan warga Hutan Loyang memang nyaris tidak dapat perhatian. “Waktu musim paceklik, kami sempat mengalami rawan pangan. Meski sudah didengar Pak Camat, namun kenyataannya ia hanya mengaku kebakaran jenggot, sementara datangnya bantuan hanya isapan jempol belaka,” tutur dia.
Masyarakat di wilayah ini sangat berharap Pemkab Indramayu dapat menyediakan infrastruktur jalan sebagai sarana dalam mendukung dinamika ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pertanian.
Ahmad Subardjo, Ketua Forum Rakyat Hutan mengaku bila kawasan pertanian hutan selama ini hanya dilirik sebelah mata. “Padahal potensinya bisa mencapai ratusan ton padi, di samping hasil pertanian lain seperti palawija dan sayuran yang bisa dihasilkan di kawasan seluas 1.400 hektare ini,” tandas Ahmad.
Namun disayangkan, perhatian pemerintah berupa infrastruktur jalan desa maupun pembinaan produksi pertanian di kawasan ini nyaris tidak ada. “Kami seakan seperti anak tiri, mulai dari kelangkaan pangan, pupuk hingga bantuan bibit pertanian sama sekali tidak pernah ada,” tandas dia.(C-28)
Post a Comment