Murid SDN Gadingan Belajar di Kamar Kecil

4-4klm-terancam-ambruk

SLIYEG, Sebanyak 15 murid SDN Gadingan III Kec. Sliyeg Indramayu terpaksa harus belajar di ruang bekas WC sekolah yang berukuran 2,5 x 7 meter. Para siswa kelas IV ini terpaksa menggunakan “kamar kecil”
yang dirombak menjadi ruang kelas karena sejak sekolah ini dibangun pada 1981 ternyata hanya memiliki 3 ruang kelas.
Kepala SDN Gadingan III, Sumanta, S.Pd., saat dikonfirmasi “MD”, Rabu (4/3), mengakui hal itu. Meski sudah dilakukan usulan adanya
penambangan ruang kelas baru, namun sampai saat ini baru dilaksanakan rehab tiga ruang kelas.
“Yang sekarang ditempati kelas I, II, III, V dan VI merupakan hasil rehab beberapa tahun lalu. Sebenarnya sekolah mengusulkan adanya pembangunan kelas baru bukan rehab, untuk menghindari puluhan murid belajar di kamar kecil karena kurangnya ruang kelas,” tutur dia.
Pihak sekolah sebenarnya sudah menyiasati dengan memindahkan ruang guru ke rumah dinas guru. “Untuk mengatasi masalah ini masyarakat telah berswadaya pada tahun 1992 lalu dengan membangun satu ruang kelas, namun tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan siswa,” tandas Sumanta.
Ruang kelas sempit dan pengap yang dijejali belasan anak ini, diakui para guru sehingga suasan tidak nyaman. Terlebih meja guru pun harus berdempetan dengan meja murid. Anehnya, meski SDN Gadingan III Kec. Sliyeg ini berdampingan dengan KUPTD Pendidikan Kec. Sliyeg namun pejabat dinas setempat seolah tutup mata dan telinga terkait dengan kondisi pendidikan yang sangat memprihatinkan ini.

Membuat repot

Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Indramayu, Drs. H. Mas’Ud, M.Pd., saat dikonfirmasi “MD” mengakui bila banyaknya tingkat kerusakan bangunan sekolah yang ada saat ini cukup membuat repot. Pasalnya, alokasi angggaran untuk perbaikan atau rehab tidak sebanding dengan jumlah kerusakan yang terjadi di sejumlah daerah.
“Pemkab Indramayu tahun 2009 ini akan segera berupaya melakukan perbaikan sejumlah fasilitas pendidikan. Aloksi APBD tahun 2009 ini mencapai Rp 20.1 miliar yang akan digunakan untuk melakukan perbaikian 281 ruang kelas dengan perkiraan kebutuhan anggaran setiap ruang kelas baru (RKB) rata-rata Rp 70 juta setiap unitnya,” tambah dia.
Meski demikian jika dibandingkan dengan jumlah kerusakan yang ada, maka alokasi anggaran itu hanya bisa memenuhi 35%. Sementara kondisi kerusakan sejumlah sarana pendidikan yang ada di wilayah Indramayu cukup banyak.(C-28)

Powered by Blogger.