Pantai Balongan Minim Fasilitas

Wisata Pantai Balongan Indah Perlu Dikembangkan
Kawasan pantai utara (pantura) Indramayu memiliki potensi untuk dikembangkan jadi sentra wisata pantai. Salah satunya adalah Pantai Balongan Indah. Namun, minimnya fasilitas membuat wisata pantai di kawasan tersebut kurang bisa dinikmati para pengunjung dan sulit berkembang.

KONDISI air laut yang sudah kembali normal membawa dampak positif bagi dunia pariwisata kelautan yang ada di kawasan Indramayu. Di Pantai Balongan Indah (PBI), Minggu (22/2), pengunjung yang datang sejak pagi hingga sore silih berganti memasuki tempat wisata tersebut. Jika akhir pekan tiba, lebih dari 2.000 wisatawan datang berkunjung. Mereka berasal dari berbagai kawasan di Indramayu, bahkan dari luar daerah.
Sayangnya, wisata PBI jika dilihat belum sebagus tempat wisata pantai lainnya. Tetapi dengan tempat yang nyaman serta akses yang mudah dijangkau, menjadi pilihan masyarakat untuk berlibur. Terlebih, biaya masuk ke wisata tersebut sangat murah, cukup Rp1.000 karcis masuk, pengunjung bisa bersantai sambil menikmati suasana.
Menurut pengelola PBI, Sumitro Maksyum, wisata tersebut dibangun di lahan Pertamina. Kawasan yang masih termasuk Ring I ini dikelola masyarakat dengan cara menghidupkannya menjadi tempat wisata, juga bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Sumitro menegaskan, paska para pemuda yang dulu banyak mmengganggur saat ini bisa bekerja, warga bisa usaha dengan membuka warung diarea pantai, serta wisata ini juga guna penghidupan sosial. “Jadi, salah jika ada yang beranggapan ini guna kepentingan pribadi. Wisata yang kami buka untuk peningkatan mutu masyarakat. Memberdayakan lahan yang ada guna menghidupkan perekonomian warga sekitar pantai balongan,” ujar Sumitro, kepada Radar, Minggu (22/2).
Ketua Rukun Warga2 Desa Balongan, Diketahhui bersama bahwa, di Indramayu tidak banyak tempat wisata untuk masyarakat, dengan melihat itu, kawasan balongan sangat cocok untuk dijadikan wahana wisata andalan ke depan. Selain berdampak bagi kemajuan daerah aset tersebut menjadikan salah satu kontribusi besar pada kesejahteraan masyarakat. Ditambahkan Sumitro, melihat fasilitas yang masih minim, seperti jalan masuk masih berbatu, tatanan lokasi ala kadarnya, dan masih banyak yang kurang, dirinya berharap adanya kontribusi nyata untuk kepentingan publik dari pemilik lahan. Sebab sangat disayangkan jika fasilitas tersebut tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Jika dana CSR yang dimiliki Pertamina bisa sedikit saja dialokasikan bagi pembangunan sarana publik ini, kami yakin wisata pantai akan hidup lebih baik. Fasilitas minim saja sudah banyak yang datang, apalagi jika fasilitasnya memadai,” tuturnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, biaya masuk karcis maupun parkir, dibagi menjadi tiga bagian. Yakni 40 persen untuk para pekerja (penjaga karcis, penjaga parkir dan karyawan lainnya), 40 persen digunakan untuk kas dan diperuntukan sebagai dana sosial bagi warga sekitar RW 02 yang terdiri dari RT 04, RT 05 dan RT 06.
Yaitu fakir miskin, panti jompo, guru honor madrasah, serta pembangunan sarana dan prasarana warga. Sedangkan 20 persen-nya digunakan sebagai biaya opersional.
Sementara itu, Pelaksana Operasional Wisata Pantai Balongan, Syatori menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen demi menjaga kenyamanan para pengunjung tentunya kebersihan dan keamanan dijaga. Sedangkan pengunjung saat liburan dan akhir pekan bisa mencapai 2.000 orang.
“Wisata ini selain memberikan sarana hiburan juga kehidupan bagi masyarakat sekitar. Tentunya keberlangsungannya harus terus dijaga bahkan lebih ditingkatkan. Dengan sumber daya yang ada, kami terus berupaya mengembangkan, selain adanya uluran bantuan dari pihak lain agar wisata ini lebih menarik dan mampu menjadi pilihan saat liburan tiba,” pungkasnya. (alw)
Powered by Blogger.