Bupati Masih Berkilah

INDRAMAYU, Meski terekam secara visual dalam VCD,Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin (Yance) tetap membantah dirinya mengampanyekan Partai Golkar dalam sebuah acara dinas di Kecamatan Pasekan pada Senin (16/2) lalu.

Dia juga menyangkal telah berupaya memobilisasi jajaran pegawai negeri sipil (PNS) agar memilih Partai Golkar pada pemungutan suara 9 April mendatang.” Kalau ada anak buah saya yang memuji keberhasilan pembangunan di Indramayu, apa itu salah?”kilahnya dalam jumpa pers di Pendopo Indramayu, kemarin. Menurut ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Indramayu ini, pidatonya yang mengaitkan pembangunan di Indramayu dengan sosok dirinya dan Partai Golkar bukan untuk mengondisikan jajaran PNS agar memilih parpol berlambang beringin.

”Semua kan diserahkan kepada pemilih,” kata dia.Yance juga menyatakan bahwa lokasi kegiatan dinas di Kecamatan Pasekan tersebut dinilainya merupakan tempat umum, bukan bagian dariasetpemerintahanataufasilitas negara. Sekadar diketahui, tindakan Yance dilakukan dalam kegiatan pembinaan terhadap PNS di Kecamatan Pasekan dan Kecamatan Lohbener.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kemudian melaporkan aksi Yance tersebut kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Indramayu dan Panwaslu Jawa Barat berikut bukti rekaman VCD berdurasi sekitar 3 menit berisi pidato Yance tentang Golkar di hadapan para PNS dan testimoni seorang kepala cabang Dinas Pendidikan yang mendukung Golkar. Kejadian kontroversial ini bukanlah pertama kali bagi Yance. Sebelumnya, anggota Dewan Pembina Golkar Jabar ini juga tersandung iklan kampanye Partai Golkar yang mengutip ayat suci Alquran.

Saat itu Yance sudah meminta maaf kepada khalayak atas kealpaan tersebut melalui media massa. Sementaraitu,anggotaPanwaslu Indramayu Sugeng Wahyudi menyatakan, pihaknya akan memanggil oknum pejabat yang dalam rekaman VCD tampak jelas sedang menggiring PNS untuk memilih parpol tertentu yaitu Bupati Yance dan beberapa PNS lainnya.

”Kami sedang mendalami kasus ini.Tapi kami sudah menegur Bupati Indramayu karena telah menyalahgunakan fasilitas negara,”tegasnya. (tomi indra/SINDO)
Powered by Blogger.