Bupati Indramayu Kecewa Anak Tukang Cuci Tak Dapat Kartu Pintar

Indramayu - Pemkab Indramayu telah meluncurkan Kartu Pintar bagi siswa miskin agar dapat bersekolah gratis. Karenanya, Bupati Indramayu, Anna Sophanah merasa kecewa saat ada anak tukang cuci yang tidak mendapatkan kartu tersebut.

Kekecewaan bupati tersebut muncul setelah orang tua siswa itu datang dan mengadukan masalah itu secara langsung kepadanya. Dalam pengaduannya itu, orang tua siswa itu menyatakan bahwa anaknya tidak mendapatkan Kartu Pintar. Padahal, dia merupakan warga miskin yang sangat membutuhkan bantuan.

Tak hanya itu, pihak sekolah dari anak itu juga mengharuskannya membayar iuran sebesar Rp 90 ribu. Iuran itu untuk membangun WC siswa yang merupakan hasil keputusan rapat antara sekolah dengan komite sekolah.

Pengaduan dari orang tua siswa itupun langsung ditindaklanjuti oleh bupati dengan mendatangi SMPN 2 Indramayu, yang menjadi sekolah siswa tersebut. Hal itu dilakukan bupati sambil melakukan monitoring UN SMP.

"Saya cek langsung laporan dari masyarakat yang datang ke tempat saya. Setelah saya tanyakan langsung ke kepala sekolahnya, ternyata memang sekolah itu mengambil kebijakan iuran Rp 90 ribu per siswa (untuk membuat WC sekolah). Namun sebenarnya iuran itu tidak berlaku bagi pemilik Kartu Pintar," tutur Anna. 

Anna mengatakan, siswa yang orang tuanya datang mengadu juga ternyata benar merupakan siswa tidak mampu, namun tidak memiliki Kartu Pintar. Hal itu dikarenakan pendataan yang terlewat,’’ terang Anna.

Dengan adanya kejadian itu, Anna meminta pihak sekolah untuk benar-benar melakukan pendataan secara riil dan tidak asal terima laporan. Pasalnya, kecerobohan dalam pendataan menyebabkan siswa yang benar-benar miskin malah tidak mendapatkan Kartu Pintar.

"Untuk sekolah-sekolah yang masih belum memberikan Kartu Pintar, harus segera menyerahkannya kepada para siswanya masing-masing. Jangan menahan kartu tersebut," tegas Anna.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Indramayu, Samsudin mengatakan, selama ini pihaknya berhati-hati dalam mengambil kebijakan, terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan. Setiap kali akan bersinggungan dengan keuangan, pihaknya selalu berkonsultasi dengan komite sekolah.

"Kami segera susulkan siswa yang belum terdata sebagai penerima Kartu Pintar. Ini menjadi perhatian serius sekolah kami," tandas Samsudin.(Lis/ROL)
Powered by Blogger.