Air Cimanuk Naik, Sejumlah Tanggul Kritis

Indramayu - Hujan deras yang terjadi selama beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah tanggul di Kabupaten Indramayu kritis akibat tinggi permukaan Sungai Cimanuk naik. Selain itu, hujan juga menyebabkan ratusan hektare sawah dan jalur pantura Indramayu tergenang.

Data dari petugas di Bendung Bangkir Indramayu, tinggi muka air Sungai Cimanuk yang mengalir ke Bendung Bangkir pada Minggu (19/1/2014) mencapai 480 cm, meningkat dari biasanya yang hanya 350 cm. Tinggi muka air Sungai Cimanuk mengalami fluktuasi sejak awal Januari ini.

“Beberapa hari lalu sempat mencapai di atas 500 cm. Sedikit lagi bisa mencapai status siaga I,” kata Sutrisno, petugas Bendung Bangkir kemarin. Ambang batas tinggi muka air CImanuk di Bendung Bangkir, menurut dia, yaitu sampai 570 cm untuk kategori siaga I.
 
Sutrisno mengungkapkan, naiknya tinggi permukaan air Cimanuk di Bendung Bangkir menyebabkan sejumlah tanggul di tiga kecamatan, yaitu Jatibarang, Indramayu, dan Lohbener dalam kondisi kritis. Ratusan karung berisi pasir dipasang di sejumlah tanggul tersebut untuk mengantisipasi limpasan air.

Di Jatibarang, sejumlah tanggul yang kritis terdapat di Desa Pilangsari, Jatisawit, dan Jatibarang. Di Kecamatan Indramayu, terdapat di Desa Plumbon, Telukagung, dan Dukuh, sementara di Kecamatan Lohbener, sejumlah tanggul kritis berada di Desa Pamayahan, Rambatankulon, dan Tambakmas.

“Yang paling mengkhawatirkan itu di Kecamatan Lohbener. Namun, sudah kami antisipasi dengan memasang ratusan karung berisi pasir,” ujarnya.

Selain menyebabkan Sungai Cimanuk naik, hujan deras sepanjang hari juga menyebabkan ratusan hektare sawah di beberapa kecamatan terendam, sehingga para petani tidak bisa menanam. “Bahkan air merendam sampai ribuan hektare sawah,” kata Sutatang, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Kabupaten Indramayu.

Sutatang menuturkan, sejumlah areal pertanian yang terendam tersebut di antaranya terdapat di Kecamatan Jatibarang, Balongan, Juntinyuat, Karangampel, dan Krangkeng di wilayah timur Indramayu. Bahkan, areal pertanian di wilayah tengah dan barat Indramayu, seperti di Kecamatan Indramayu, Losarang, Kandanghaur, dan Patrol juga terendam.

Hujan deras juga menyebabkan jalur pantura Indramayu tergenang banjir sehingga menyebabkan kemacetan panjang. Genangan air yang datang dari limpasan Sungai Plawad tersebut tak terbendung lantaran saluran pembuangan air banyak yang tak berfungsi. “Pantura Indramayu macet panjang dari Kandanghaur sampai Lohbener,” kata Toha (29), pengguna jalan.(PRLM)
Powered by Blogger.