Pengrajin Tahu Tempe Indramayu Mogok Massal
Indramayu - Dampak dari melambungnya harga kedelai di pasaran membuat ratusan
pengusaha pabrik tahu dan tempe di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
melakukan aksi mogok produksi massal. Para pengusaha ini mengaku rugi
bila produksi karena permintaan pasar tidak dapat menaikkan harga tahu
dan tempe.
Kawasan industri pabrik tahu tempe di Desa Kenanga, Kabupaten Indramayu terpaksa tidak berproduksi karena melambungnya harga kedelai di pasaran. Selain Eno, yang merupakan salah satu pengusaha tempe, ratusan pengusaha pabrik tahu tempe lainnya juga melakukan aksi mogok produksi massal.
Aksi mogok ini terjadi akibat melambungnya harga kedelai hingga mencapai angka Rp10.000 per kilogram (kg), dari sebelumnya hanya Rp8.000. Aksi mogok ini dilakukan selama lima hari ke depan sebagai bentuk protes pengusaha tahu tempe kepada pemerintah yang dianggap lamban dalam menstabilkan harga kedelai.
Menurut Eno, dirinya mengaku sudah tidak mampu membeli kedelai dalam jumlah tinggi. Selain itu, permintaan konsumen menurun karena harga jual oleh konsumen menolak jika harga tahu maupun tempe dinaikkan.
Saat ini aksi mogok dilakukan agar pemerintah dapat menstabilkan harga karena jika tidak akan banyak pengusaha tahu tempe yang akan gulung tikar.
Sementara itu menurut Ketua Koperasi Primer Tahu Tempe Indramayu (Koptti), Supriyadi, mengatakan bahwa saat ini tidak kurang dari 400 anggota pengusaha tahu tempe yang di bawah naungan Koptti melakukan aksi mogok. Meski demikian, stock kedelai di empat gudang Koppti masih memiliki 100 ton kedelai untuk memenuhi kebutuhan selama satu minggu ke depan.
Para pengusaha tahu tempe ini berharap pemerintah segera bertindak atas tidak stabilnya harga kedelai di Indonesia yang saat ini telah memberatkan para pengusaha. Jika tidak maka beberapa minggu kedepan akan banyak pabrik tahu dan tempe gulung tikar dan berdampak pada meningkatnya pengangguran.(Sindo)
Kawasan industri pabrik tahu tempe di Desa Kenanga, Kabupaten Indramayu terpaksa tidak berproduksi karena melambungnya harga kedelai di pasaran. Selain Eno, yang merupakan salah satu pengusaha tempe, ratusan pengusaha pabrik tahu tempe lainnya juga melakukan aksi mogok produksi massal.
Aksi mogok ini terjadi akibat melambungnya harga kedelai hingga mencapai angka Rp10.000 per kilogram (kg), dari sebelumnya hanya Rp8.000. Aksi mogok ini dilakukan selama lima hari ke depan sebagai bentuk protes pengusaha tahu tempe kepada pemerintah yang dianggap lamban dalam menstabilkan harga kedelai.
Menurut Eno, dirinya mengaku sudah tidak mampu membeli kedelai dalam jumlah tinggi. Selain itu, permintaan konsumen menurun karena harga jual oleh konsumen menolak jika harga tahu maupun tempe dinaikkan.
Saat ini aksi mogok dilakukan agar pemerintah dapat menstabilkan harga karena jika tidak akan banyak pengusaha tahu tempe yang akan gulung tikar.
Sementara itu menurut Ketua Koperasi Primer Tahu Tempe Indramayu (Koptti), Supriyadi, mengatakan bahwa saat ini tidak kurang dari 400 anggota pengusaha tahu tempe yang di bawah naungan Koptti melakukan aksi mogok. Meski demikian, stock kedelai di empat gudang Koppti masih memiliki 100 ton kedelai untuk memenuhi kebutuhan selama satu minggu ke depan.
Para pengusaha tahu tempe ini berharap pemerintah segera bertindak atas tidak stabilnya harga kedelai di Indonesia yang saat ini telah memberatkan para pengusaha. Jika tidak maka beberapa minggu kedepan akan banyak pabrik tahu dan tempe gulung tikar dan berdampak pada meningkatnya pengangguran.(Sindo)
Post a Comment